Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ketua Dewan Pembina DPP Paguyuban Keluarga Besar (PKBP Pujakesuma, Prof Darmono menyebut istilah impor yang sering dipergunakan kepada Djarot untuk ikut Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sumatera Utara (Sumut) kurang tepat.
Dia bilang, mengimpor orang Jawa ke Provinsi Sumut sudah terjadi sejak zaman penjajahan Belanda. Ketika itu, warga setempat dianggap kurang mampu mengelola kebun, alhasil penjajah mengimpor orang Jawa.
"Kalau sekarang banyak orang Jawa di Sumut yang diekspor ke Provinsi lain," tuturnya.
Dia berharap kehadiran Djarot ke Provinsi Sumut dapat membawa perubahan. Sebab, 10 tahun terakhir pembangunan di Sumut jalan ditempat.
Dalam kesempatan itu, Darmono juga membacakan surat keputusan (SK) nomor 001/kota/dewan pembina/2018 tentang keputusan PKB Pujakesuma mendukung Djarot -Sihar Sitorus di Pilkada Sumut.
"Diperintahkan kepada seluruh pengurus wilayah untuk menjalankan keputusan tersebut dan memenangkan Djarot," jelasnya.
Calon Gubernur Sumut nomor urut 2, Djarot Syaiful Hidayat mengatakan kehadirannya ke Sumut merupakan hijrah. "Jadi bukan impor, tapi hijrah," tuturnya.
Kata dia, ada beberapa alasan mengapa dirinya dan Sihar harus hijrah ke Provinsi Sumut. "Kami hijrah untuk membantu warga Sumut, berjihad melawan korupsi, melawan narkoba, melawan kemiskinan dan kebodohan, berjihad juga untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak," jelasnya.