Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Surabaya. Gubernur Jatim Soekarwo menjamin stok bahan pokok jelang bulan Ramadan dan Idul Fitri aman, terkecuali untuk kedelai dan bawang putih yang memang mengalami defisit.
Jaminan stok aman ini disampaikan Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim, saat rapat Koordinasi Wilayah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Rakorwil TPID) se-Jatim dengan tema Manajemen Tata Niaga Pangan dalam Rangka Menjaga Stabilitas Harga Menjelang HBKN di Hotel Shangri-La Surabaya, Kamis (19/4/2018).
"Stok beras pada April, Mei dan Juni dipastikan aman," kata Soekarwo dalam rilis yang diterima detikcom.
Menurutnya, stok beras di Jatim mencapai 996.496 ton dengan konsumsi menghabiskan 297.243 ton, sehingga masih ada surplus sebesar 699.253 ton. Selain itu, stok beras di gudang Bulog per tanggal 13 April 2018 sebanyak 147.334 ton tersebar di seluruh gudang Bulog di Jatim.
Untuk komoditas gula pasir, berdasarkan data stok produsen per 28 Februari 2018, di pabrik gula sebanyak 26.875 ton, tebu rakyat sebanyak 79.181 ton, dan pedagang sebanyak 220.810 ton sehingga total stok gula sebanyak 326.867 ton. Sementara stok gula pasir di gudang Bulog per tanggal 13 April 2018 sebanyak 50.747 ton, tersebar di seluruh gudang Bulog di Jatim.
Menurut Pakde Karwo, stok aman ini juga berlaku untuk komoditas pertanian seperti cabe merah besar, cabe merah keriting, cabe rawit merah, bawang merah dan jagung. Beberapa stok bahan pangan seperti daging sapi, daging ayam ras, dan telur juga dipastikan aman.
Namun ada komoditas yang mengalami defisit, yaitu kedelai dan bawang putih. Meski demikian, Pakde Karwo meyakinkan bahwa secara umum Jatim mengalami surplus dan menjadi tumpuan bagi daerah-daerah lain.
"Untuk kedelai dan bawang putih, pada Juni 2017 ini defisit 15.393 ton dan 3.820 ton. Tapi pada prinsipnya semua surplus dan tugas kita kemudian mendistribusikannya ke berbagai provinsi, seperti beras Jatim yang didistribusikan ke 16 provinsi," ungkapnya.
Untuk inflasi di Jatim menjelang HKBN, Pakde Karwo melaporkan bahwa selama ini relatif aman dan cenderung terkendali.
Permasalahannya, inflasi cenderung naik justru di bulan November-Desember dan Januari-Februari karena pada bulan-bulan tersebut curah hujan sangat tinggi menyebabkan kadar air dalam beras tinggi yakni 28, sehingga petani kesulitan menjual beras. Sedangkan Bulog hanya akan membeli beras dari petani bila kadar airnya rendah yakni 14.
"Kami butuh dryer untuk membuat kadar air dalam beras ini menjadi 14. Inilah yang membuat ada panen raya tapi harga beras tinggi karena masih menjadi gabah kering panen. Kalau ada dryer Insya Allah masalah ini teratasi," tambahnya.
Usulan pengadaan dryer ini telah disampaikan Pakde Karwo kepada Menteri Perdagangan. Jatim sendiri membutuhkan sekitar 3.000 dryer dengan kapasitas 8 jam untuk pengeringan, dengan anggaran mencapai Rp 900 miliar.
Untuk menjaga stok beras tetap aman sepanjang tahun, lanjutnya, stok beras harus ditutup dari panen bulan Maret, Juni dan Juli, serta di Bulan November harus ada stok di Jatim lebih dari satu juta ton.
Menghadapi hari raya, pihaknya terus memantau kebutuhan dan harga bahan pokok di pasar-pasar tradisional dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Barang Pokok (Siskaperbapo). Sistem ini memiliki 188 inputer yang terdiri dari 116 petugas pasar, 38 petugas kab/kota, 34 petugas sentra produksi, pasar sub agro, barang penting dan swalayan.
Jatim juga memiliki gerai stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok yang terdiri dari gerai pangan permanen sebanyak 6.148 gerai yang terdiri dari kios pangan operasi pasar Jatim, toko tani Indonesia, aplikasi e-warung, serta rumah pangan kita. Ada juga gerai pangan situasional yang terdiri dari operasi pasar bantuan subsidi, operasi pasar mandiri dan took swalayan."Kami minta bupati/walikota mengecek betul ke gerai-gerai ini untuk stok bahan pokok dan harganya. Jangan sampai ada panic buying menjelang hari raya," pungkasnya. (dtc)