Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Menteri Pertanian Amran Sulaiman bercerita pengalaman Indonesia bisa ekspor pangan. Sebelumnya, Amran mengatakan masalah pangan kerap menuai polemik.
Amran bercerita, pada awal menjadi menteri pada Oktober 2014, dirinya langsung didemo oleh produsen maupun konsumen ayam. Dari sisi produsen mengeluhkan harga ayam yang rendah, lalu dari sisi konsumen dikeluhkan harga ayam tinggi.
"Pertama aku pikir ini yang demo adalah berbeda komoditas, ternyata dua-duanya ayam. Yang demo konsumen dan produsen," kata dia di Kantor Pusat PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Ancol, Jakarta, Jumat (20/4).
Melihat permasalahan tersebut, pihaknya mengurai permasalah satu-persatu terkait masalah pangan itu. Amran mengatakan, hingga saat ini sudah memangkas 200 regulasi.
Pihaknya memangkas regulasi yang menghambat investasi dan menghalangi ekspor pangan.
"Kami urai satu-persatu, ini perintah Bapak Presiden coba cek regulasi yang ada. Kami sudah cabut regulasi kurang lebih 200 sampai dengan hari ini. Permentan yang menghambat ekspor investasi kami cabut," ungkapnya.
Bukan hanya itu, pihaknya juga menegur para staf yang menghalangi investasi dan ekspor. Bahkan, dirinya tak segan mencopot para staf tersebut.
"Jangan dipersulit, dan kami tegur, staf Kementerian Pertanian sampai kalau ada antre orang investasi dan ekspor. Itu pasti kami tegur. Dan tidak jarang kami copot. Dari Karantina kalau tidak salah 164 kami geser bahasa halusnya, kami copot sesungguhnya. Karena kami copot dari jabatannya," paparnya.
Pemangkasan regulasi serta perbaikan kinerja Kementerian Pertanian membuahkan hasil. Hari ini, Amran melepas ekspor produk makanan olahan berbasis ayam, minuman, dan pakan ternak sebanyak 12 kontainer. Produk tersebut dikirimkan ketiga negara yakni Jepang, Timor Leste, dan Papua Nugini. (dtf)