Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Hari ini Indonesia memperingati Hari Kartini. Tak lama lagi, pebulutangkis putri akan melakoni Piala Uber pada 20 sampai 27 Mei mendatang di Bangkok, Thailand.
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PBSI Susy Susanti, yang juga legenda hidup bulutangkis Indonesia, berharap hari jadi Kartini menjadi momentum kebangkitan sektor tunggal putri di ajang dua tahunan tersebut.
Srikandi Indonesia terakhir kali merebut Piala Uber pada tahun 1996 di Hong Kong. Saat itu, putri Indonesia sukses mengalahkan China dengan skor telak 4-1. Setelahnya, prestasi terbaik putri Indonesia ditorehkan pada Piala Uber 1998 dan 2008 saat menjadi runner up.
"Semangatnya pasti semangat Ibu Kartini bahwa putri Indonesia juga mampu untuk bisa memberikan prestasi," kata Susy, Jumat (20/4).
"Jadi kami harap semangat itu terjaga dan menjadi satu moment bahwa perjuangan dan cita-cita Ibu Kartini menyetarakan wanita Indonesia dengan pria dapat diwujudkan oleh atlet kita. Salah satunya dengan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional," ujarnya kemudian.
Susy mengaku rindu untuk bisa melihat prestasi putri Indonesia bisa lebih berbicara di kancah internasional. Dan itu tidak hanya cabang bulutangkis saja, tetapi cabang olahraga lainnya.
"Tapi jika bicara bulutangkis kami harap semangat juang, semangat atlet kita akan terus meningkat. Sebenarnya banyak contoh teladan dan harusnya momen hari Kartini ini bisa menjadi dasar, 'ayo, putri juga bisa loh, jangan ketinggalan, jangan merasa, ya sudah menyerah begitu'," tuturnya.
"Meski kita wanita jika ada kemauan, keyakinan, kalau ada keberanian, semua bisa. Sama seperti yang Ibu Kartini lakukan, yang tidak mungkin jadi mungkin. Perjuangan, kerja keras itu yang harus dicontoh atlet-atlet kita sekarang. Sebab, contohnya sudah ada dan memberi hasil yang luar biasa," ungkap peraih medali emas Olimpiade 1992 Barcelona ini.
"Jadi itu bisa jadi satu ajang untuk atlet kita memotivasi diri dan menjadikan 'ya inilah saatnya mereka untuk menjadi kartini-kartini zaman now lah'.
Dijelaskan istri dari pebulutangkis Alan Budikusuma ini, sebenarnya semangat atlet bulutangkis putri sudah ada. Tinggal bagaimana caranya mewujudkannya.
"Mungkin di zaman saya, Ibu Kartini jadi contoh. Tapi artinya kan tidak ada yang tak mungkin dalam satu perjuangan untuk meraih cita-cita dan tujuan pada saat apa yang kita mau. Tapi tentunya pasti ada proses dan perjuangan yang luar biasa," lanjut Susy.
"Ya, semoga hari Kartini bisa menjadi momentum untuk Piala Uber, bukan juara tapi minimal ada progress peningkatan. Jadi perjuangan yang akan dilakukan untuk memberikan yang terbaik.
"Saya juga berharap, meski dibilang secara prestasi atlet-atlet putri kita tertinggal, jangan patah semangat, atau merasa down, dan menyerah dalam mengahadapi setiap kejuaraan. Justru harus bangkit dan ada beberapa hal yang menjadi kelebihan dan potensi itu yang harus dilalui untuk bisa. Bukan hanya kesetaraan tapi melampui atlet sebelumnya dan menciptakan sesuatu yang baru untuk mengharumkan nama Indonesia," harapnya.(dtc)