Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Tulungagung. Lokasi kegiatan peringatan Harlah Muslimat NU kebanjiran setelah hujan deras. Beruntung peristiwa banjir terjadi setelah kegiatan selesai.
Kondisi banjir yang terjadi di halaman GOR Rejoagung Tulungagung terjadi setelah terjadi hujan deras selama 1 jam dengan ketinggian 30 cm. Tingginya intensitas hujan mengakibatkan saluran yang ada tidak mampu membuang limpahan air dengan cepat, sehingga tenda-tenda peserta yang ada di halaman GOR terendam.
"Ini tadi memang cukup lebat hujannya, tapi tidak mengganggu acara, karena sudah selesai. Banjirnya hanya di luar gedung," kata salah satu wartawan televisi, Dwi Wianto, Minggu 22/4/2018).
Sedangkan Calon Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang pulang usai makan siang harus dilewatkan pintu belakang yang tidak terkena genangan air.
Sebelumnya, Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak memanfaatkan libur menghadiri Harlah Muslimat NU ke-72 dan istighostah di GOR Rejoagung Tulungagung.
Pasangan nomor urut satu tersebut datang secara bergantian menyapa 1.000 lebih kader Muslimat NU. Emil yang datang terlebih dahulu mengatakan Muslimat NU merupakan salah satu organisaisi wanita terbesar di Indonesia yang telah memberikan sumbangsih terhadap kemajuan bangsa.
"Saya tahu betul bagaimana organisasi ini menjalankan peran yang luar biasa, membangun kebersamaan, membangun akhlakuk karimah di masyarakat, membangun kekuatan dari masyarakat," kata Emil Dardak di GOR Rejoagung.
Menurutnya di zaman modern ini kaum perempuan memiliki peran yang cukup besar untuk kemajuan sebuah bangsa. Hal itu terbukti dari berbagai sektor ekonomi kerakyatan justru banyak yang digerakkan oleh wanita.
"Saya berkunjung ke pasar, yang menggerakkan pasar adalah kaum perempuan, saya pergi ke sekolah yang mengabdi mencerdaskan anak-anak kita juga banyak dari kaum perempuan, saya pergi ke rumah sakit para perawat dan bisan yang menjaga anak-aak kita yang sakit juga perempuan," ujarnya di hadapan MUslimat NU.
Emil menjelaskan, emansipasi wanita saat ini bukan menjadi hal yang aneh, karena dengan peran seorang wanita, banyak sektor yang bisa tumbuh dan bergerak untuk lebih maju. Pihaknya berharap dengan peringatan Harlah ke-72 tersebut, Muslimat NU terus eksis dan memberikan sumbangsih terbaiknya untuk bangsa Idonesia.
Suami Arumi Bachsin ini bersyukur diberikan amanah mendampingi orang nomor satu Muslimat NU dalam Pilkada Jatim 2018. Ia berjanji akan berusaha semaksimal mungkian memenangkan kontestsi pilkada dan mewujudkan cita-cita bersama untuk memajukan Jawa Timur.
"Dengan niat dan segala ikhtiar yang terbaik, saya akan berusaha mengantarkan ibu ketua umum panjengengan untuk memimpin salah satu provinsi terbesar di RI," ujar Emil.
Sementara Khofifah Indar Parawansa yang datang bergiliran dengan Emil mengaku optimistis bisa memenangkan kontestsi pilkada dengan dukungan penuh dari Muslimat NU.
Menurutnya di sisa masa kampanye yang kurang dua bulan ini, pihaknya akan memaksimalkan blusukannya ke berbagai daerah di Jawa Timur untuk menyapa berbagai kalangan masyarakat.
"Kami mencoba untuk menyapa masyarakat sekonprehensif mungkin sesuai dengan alokasi waktu yang kami miliki, harapan kami semua bisa tersapa," kata Khofifah.
Menurutnya, selain kegiatan safari politik ke berbagai daerah, dua bulan menjelang pencoblosan, timnya juga sedang mempersiapan pembekalan para saksi yang akan ditugaskan di masing-masing Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Selain itu pihaknya juga telah sedang melakukan navigasi program yang akan dijalankan ketia terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. Salah satunya dengan bertemu kalangan pengusaha dan sektor UMKM.
"Saya bertemu dengan pengusaha dan saya menyampaikan, marilah melakukan pemetaan bersama, marilah melakukan relokasi ke daerah-daerah, asal jangan ke luar Jawa Timur. Ada keluhan mereka, ingin memperluas hingga kabupaten-kabupaten tapi mencari tenaga kerja tidak mudah," ujar Khofifah.
Kondisi itulah yang membuat pihaknya heran, padahal di sisi lain banyak masyarakat yang kesulitan mendapatkan pekerjaan. Khofifah menduga ada ketidaksinkronan antara pengusaha dan para pencari kerja.
"Inikan namanya mismatch, sementara ada yang menganggur dan sulit dapat pekerjaan, tapi juga ada lapangan kerja tapi sulit dapat tenaga kerja, inilah fungsi pemerintah kabupaten/kota maupun provinsi," jelasnya.
Mengatasi persoalan tersebut pihaknya meminta para pengusaha agar memberikan kesempatan yang baik bagi para pelajat SMK untuk megang di tempat usahanya, sehingga akan terjadi sinkronisasi antara kedua belah pihak. "Karena pengangguran di Jawa Timur ini justru yang banyak dari luluan SMK," kata Khofifah. Di Tulungagung, pasangan nomor urut satu ini melakukan rangkaian kegiatan yang relatif padat, keduanya memilih untuk berpencar dan membagi waktu guna menemui sejumlah lapisan masyarakat. (dtc)