Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappepti) sampai akhir 2017, jumlah tenaga pialang di tanah air baru mencapai 2.500 orang, padahal Indonesia merupakan negara yang kaya akan komoditas.Melihat hal tersebut, PT Rifan Financindo Berjangka (RFB), PT Bursa Berjangka Jakarta atau Jakarta Futures Exchange (JFX), dan PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) memprakarsai sebuah wadah kerja sama berbasis edukasi yang berkelanjutan antara RFB, JFX, KBI, dan Universitas Airlangga (Unair).
Wadah tersebut berupa fasilitas dan sarana yang bertajuk Futures Trading Learning Center (FTLC). Kerja sama FTLC ini diresmikan melalui penandatangan MoU oleh Wakil Rektor IV Universitas Airlangga, Junaidi Khotib, Direktur Utama JFX, Stephanus Paulus Lumintang, Plt Direktur Utama KBI, Fajar Wibhiyadi, dan Direktur Utama PT RFB, Ovide Decroli di Ruang Sidang Pleno, Universitas Airlangga, Surabaya, Jumat 20 April 2018.
FTLC adalah wadah yang menjembatani kampus (ranah civitas akademika) dengan para pelaku industri Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK). FTLC memungkinkan terjadinya harmonisasi antara dunia pendidikan yang menyediakan SDM dengan industri yang berkecimpung dalam industrial best practice serta penyedia lapangan pekerjaan.
"Keberadaan dan aktivitas FTLC dapat meningkatkan positivisme citra industri PBK di mata publik," kata Chief Business Officer PT RFB, Teddy Prasetya, Senin (23/4/2018).
Teddy mengungkapkan, program FTLC ini menyasar semua civitas akademika baik para mahasiswa sarjana dan pascasarjana UNAIR. Tujuan utamanya adalah sosialisasi mengenai industri PBK ke dunia kampus.
“FTLC merupakan bagian dari program kerja RFB sejak tahun 2017. Lewat edukasi dan sosialisasi PBK ke civitas akademika, ke depannya akan muncul SDM-SDM yang dapat ikut mendukung dan membesarkan industri PBK,” kata Teddy.
Direktur Utama KBI, Fajar Wibhiyadi menilai, FTLC berperan penting dalam memberikan pembekalan dini secara teori dan praktis perihal industri PBK kepada kalangan civitas akademika dalam menghadapi perkembangan pasar yang dinamis di masa depan.
'Kontrak Berjangka sebagai salah satu instrumen dalam ranah PBK bisa menjadi pilihan alternatif menjanjikan bagi para investor. Dengan memasukkan subjek PBK ke lingkungan kampus melalui FTLC, maka secara paralel akan memajukan dunia pendidikan sekaligus mempersiapkan kualitas calon
SDM bagi industri PBK di masa depan,” ucap Fajar.
Sementara Direktur Utama JFX, Stephanus Paulus Lumintang berharap, edukasi keilmuan terkait PBK dilakukan tidak sebatas pada civitas akademika UNAIR semata, melainkan juga publik Jawa Timur secara keseluruhan.
"Harapannya FTLC bisa meningkatkan pengetahuan publik Jawa Timur khususnya kota Surabaya perihal industri PBK secara kontinu dan intensif/ekstensif, melalui kegiatan yang berkelanjutan oleh para penanggung jawab dalam wadah FTLC Kampus UNAIR (JFX, KBI, RFB),” ujar Paulus.
Dikatakannya, FTLC merupakan salah satu bentuk perwujudan kepedulian dan tanggung jawab dalam inisiatif edukasi dan sosialisasi PBK di Indonesia, yang sesuai dengan amanat UU No 10/2011 tentang PBK (amandemen dari UU No.32/1997).
Wakil Rektor IV Junaidi Khotib, berharap kegiatan FTLC ini berdampak positif dan mampu meningkatkan minat mahasiswa UNAIR terhadap dunia PBK. Selain itu juga meningkatkan minat dan antusiasme publik akan proposisi nilai dari industri PBK kepada masyarakat secara umum.
Sebelumnya, tahun 2017 PT RFB melakukan kerja sama FTLC pertama di Universitas Sriwijaya (UNSRI) Palembang. Dan, tahun ini dimulai dengan UNAIR Surabaya yang akan dilanjutkan dengan Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.