Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap Rupiah terus menguat. Bahkan hampir menyentuh level Rp 13.900 per US$.
Penguatan dolar AS tentunya menjadi sentimen negatif terhadap pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah seiring dengan banyaknya saham-saham yang berjatuhan.
Meski begitu masih ada potensi penguatan terhadap saham-saham tertentu. Terkadang penguatan dolar AS menjadi sentimen positif bagi saham-saham tertentu. Mereka yang meraup untung adalah yang pendapatannya dalam bentuk dolar.
"Untuk saham yang bisa menguat biasanya US$ earner seperi PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) dan PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK)," kata Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali, Senin (23/4).
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji pun sependapat. Dia mengatakan penguatan dolar AS akan memberikan sentimen positif khususnya yang pendapatannya dalam bentuk dolar AS.
"Untuk SRIL merupakan pilihan yang menarik," tuturnya.
Sementara saham-saham yang akan terkena imbas dari penguatan dolar AS adalah deretan saham paling likuid di LQ45. Alasannya lantaran banyak dari investor asing yang menempatkan dananya pada 45 saham unggulan itu. (dtf)