Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Cilegon. Ketua Umum Partai Demokrat Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) berbicara pemimpin baru di 2019. Komandan Kogasma PD Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) enggan berbicara Pilpres 2019 secara subyektif.
Alasannya, AHY mengaku belum mempunyai status dan kepentingan untuk berbicara Pilpres per hari ini. Dia menyatakan hanya punya tugas memenangkan Partai Demokrat di Pemilu 2019 mendatang.
"Jangan berbicara Pilpres karena tidak ada status apapun bagi saya hari ini, karena saya punya amanah untuk memenangkan Partai Demokrat," kata AHY kepada wartawan seusai berdialog bersama puluhan buruh di Cilegon, Senin (23/4/2018).
Meski demikian, AHY bersyukur adanya harapan dari berbagai lapisan masyarakat agar dia maju dalam perhelatan Pilpres 2019. Namun putra sulung SBY itu juga mengingatkan soal ambang batas bagi pasangan capres/cawapres yang harus dipenuhi.
"Tetapi perlu diingat bahwa harus memahami realitas politik hari ini untuk bisa dicalonkan sebagai Capres ataupun Cawapres maka harus ada tiket Presidential Threshold 20 persen (kursi di DPR), sebelum itu terjadi saya enggan berbicara tentang itu (Pilpres)," kata dia.
Hasil Pileg 2014, Demokrat hanya memperoleh suara 10 persen lebih. Untuk itu, PD tak bisa mengusung sendiri pasangan capres/cawapres. AHY pun mengatakan, pihaknya saat ini sedang menjalin komunikasi dengan partai lain terkait koalisi di Pilpres 2019.
"Artinya untuk Pilpres 2019 Demokrat harus berkoalisi. Nah, berkoalisi dengan siapa, kapan saatnya itu akan diumumkan tunggu tanggal mainnya. Kami terus bekerja, terus berkomunikasi dengan berbagai Parpol lainnya," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, SBY memprediksi akan muncul pemimpin baru dalam pemilihan umum mendatang. Ini seperti menjadi sinyal baru arah koalisi Demokrat.
"Saya akan pasangkan nanti, capres-cawapres yang mengerti keinginan rakyat," ujar SBY dalam keterangan tertulis PD, Senin (23/4).
"Insyaallah nanti ada pemimpin baru yang amanah, cerdas dan memikirkan rakyat banyak," tambah Presiden RI ke-6 itu. (dtc)