Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Penasaran apakah data kalian dijual Facebook ke para pengiklan? Ini adalah pertanyaan yang sulit dijawab Facebook. Raksasa jejaring sosial ini merilis postingan blog terbaru terkait hal tersebut.
Dalam tulisannya, Facebook bersikeras bahwa para penggunanya bukan produk dan mereka tidak menjual data ke siapa pun. Namun jawaban Facebook ini tak serta merta menjawab rasa penasaran.
Facebook berupaya menentang anggapan, bahwa jika pengguna memakai sebuah layanan secara gratis, maka si pengguna itulah yang menjadi produknya, sehingga bisa dimanfaatkan sebagai 'jualan'.
"Tidak. Produk kami adalah media sosial, kemampuan untuk terkoneksi dengan orang lain yang penting bagi Anda, di mana pun mereka berada. Ini sama saja seperti mesin pencarian, situs dan koran gratis. Produk utamanya adalah sumber bacaan atau informasi. Iklan ada untuk membiayai pengalaman tersebut," kata Vice President of Advertising di Facebook Rob Goldman, seperti dikutip dari postingannya, Selasa (24/4).
Seorang analis dari GBH Insights Daniel Ives punya pendapatnya sendiri jika menyelami makna semantik 'produk'. Menurutnya, Facebook secara aktif membela benteng periklanan mereka dan berusaha keras melindungi model iklan yang dijalankannya.
"Facebook benar jika mengatakan produk mereka adalah media sosial. Tapi bukan produk itu yang menjadikannya perusahaan bernilai miliaran dolar. Produk mereka adalah media sosial, tapi kemampuan mereka memonetisasi datang dari iklan mereka," kata Ives.
"Jadi ya, Facebook mengumpulkan miliaran pengguna melalui 'produknya'. Tetapi data perusahaan lah yang menjadi produknya untuk pengiklan yang menjadikannya kaya," tambahnya.
Sangat dipahami jika Facebook merasa harus menjelaskan mengenai hal ini, karena isu privasi dan kebocoran data tengah menyorotnya. Seperti diketahui, data sebanyak 50 juta pengguna Facebook diangkut oleh lembaga konsultan politik Cambridge Analytica.
Data ini didapat Cambridge Analytica dengan memanfaatkan sebuah kuis di Facebook yang bisa menggambarkan kepribadian seseorang dan diduga digunakan untuk membantu pemenangan Donald Trump saat kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat beberapa waktu lalu.(dtn)