Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Presiden Joko Widodo diketahui melakukan pertemuan dengan pengurus Persaudaraan Alumni (PA) 212 akhir pekan lalu. PPP menyebut pertemuan itu menandakan tidak semua elemen PA 212 menolak Jokowi, seperti anggapan beberapa kalangan.
"Pertemuan tersebut bagus saja sebagai silaturahmi. Hal ini menandakan bahwa tidak semua elemen 212 menolak Jokowi," ujar Wasekjen PPP Achmad Baidowi (Awiek) kepada wartawan, Rabu (25/4).
Awiek menyebut aksi bela Islam 212 sebetulnya murni aksi agama. Namun, belakangan disebutnya menjadi gerakan politik.
"Akhirnya elemen 212 terbagi ke dalam beberapa kelompok: ada Presidium 212, Persaudaraan 212, Brigade 212 bahkan minimarket 212. Kenapa bisa terpecah? Karena ketika dibawa ke gerakan politik, maka mereka akan kembali ke habitatnya masing-masing," ujarnya.
"Sebab, aksi 212 itu pesertanya lintas parpol dan ormas yang dipicu oleh isu agama, termasuk kader PPP juga banyak yang tergabung dalam aksi 212," tegas dia.
Awiek lalu bicara soal kemungkinan pertemuan itu menjadi titik konsolidasi umat. Awiek meragukannya.
"Terkait apakah akan ada konsolidasi umat, kami melihatnya tidak seperti itu. Karena Pak Jokowi bertemu dengan elemen umat Islam tidak hanya melalui PA 212, tapi juga elemen-elemen lainnya bahkan langsung bertemu dengan elemen ponpes dan ulama," ucap Awiek.
Sebelumnya, dari foto yang diterima, Selasa (24/4), Jokowi terlihat berada di salah satu ruangan masjid.
Dia terlihat memakai kemeja lengan panjang berwarna putih, celana panjang, dan peci warna hitam. Pin presiden tersemat di bagian dada kiri kemeja putihnya.
Jokowi berdiri diapit pengurus Persaudaraan Alumni 212, di antaranya Al-Khaththath, Sobri Lubis, Usamah Hisyam, Slamet Maarif, dan Yusuf Marta. Para pengurus Persaudaraan Alumni 212 itu terlihat berbincang dengan Jokowi.(dtc)