Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Survei Litbang Kompas menunjukkan dinamika elektabilitas capres dan partai pengusungnya. Elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) dan PDIP naik, namun Prabowo Subianto dan Partai Gerindra turun angka keterpilihannya.
Survei Litbang Kompas ini dilakukan pada 21 Maret hingga 1 April 2018. Survei melibatkan 1.200 responden. Tingkat kepercayaan 95% dengan margin of error kurang lebih 2,8%.
Menurut survei ini, elektabilitas Jokowi ada pada angka 55,9 persen. Ada peningkatan elektabilitas Jokowi dibanding angka yang terekam pada satu semester lalu sebesar 46,3%.
Elektabilitas Prabowo berada pada angka 14,1 persen pada survei teranyar ini. Pada enam bulan lalu, elektabiltas Prabowo sebesar 18,2%.
Litbang Kompas juga mensurvei elektabilitas parpol. Survei ini mengelompokkan parpol dalam tiga kategori sesuai dengan tingkat keterpilihannya. Pertama adalah kelompok yang ketika diproyeksikan dengan potensi maksimal suara (dengan memperhitungkan sampling error) akan berpotensi meraih elektabilitas 10% atau lebih. Kedua, kelompok parpol yang akan meraih elektabilitas 4-10%. Ketiga, kelompok parpol yang diprediksi meraih maksimal 4% suara saja.
Hasil survei elektabilitas parpol ini menempatkan PDIP sebagai parpol dengan elektabilitas tertinggi, yakni 33,3%. Gerindra menyusul di urutan kedua dengan raihan 10,9% suara responden. Dua parpol ini berada di golongan pertama, yakni golongan peraih 10% lebih.
Adakah kaitan antara suara yang diraih parpol dengan suara yang diraih capresnya? PDIP mengakui tingginya elektabilitas di survei itu gara-gara Jokowi.
"Saya rasa itu ada kaitannya antara elektabilitas partai dan Pak Jokowi yang sama-sama meningkat," kata Bendahara Fraksi PDIP DPR, Alex Indra Lukman, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (25/4) kemarin.
Gerindra cenderung skeptis dengan survei Litbang Kompas. Soalnya Gerindra punya hasil survei sendiri yang menunjukkan hasil elektabilitas Gerindra hanya beda tipis dengan PDIP, tak sebesar yang ditunjukkan hasil survei Kompas. Bahkan bila survei dilakukan setelah Rakornas Gerindra 11 April yang mengukuhkan Prabowo menjadi capres usungan Gerindra, maka diyakini elektabilitas Gerindra bakal terlihat naik.
"Jadi kalau ada yang menyurvei setelah 11 April 2018, tentu hasilnya berbeda. Elektabilitas Pak Prabowo dan Partai Gerindra sudah naik," kata anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade kepada wartawan, Rabu (25/4) kemarin.(dtc)