Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Sprint dan T-Mobile -- dua operator AS -- dikabarkan akan bergabung, dan transaksi tersebut nilainya mencapai USD 26 miliar atau sekitar Rp 360 triliun.
Kedua perusahaan tersebut sebenarnya sudah diisukan akan bergabung sejak 2014 lalu, tepatnya saat Sprint mencoba mengakuisisi T-Mobile. Pembicaraan itu kemudian kembali berlanjut pada 2017 lalu, dan lagi-lagi berakhir pada November karena gagal mencapai kata sepakat.
Namun pada awal April 2018 lalu, keduanya dilaporkan kembali ke meja negosiasi, dan kabarnya negosiasi ke-3 dalam tiga tahun terakhir ini akan berakhir dengan mergernya dua perusahaan ini, demikian dikutip dari The Verge, Sabtu (28/4).
Ada sebuah perbedaan dalam negosiasi yang terakhir ini, yaitu Masayoshi Son, CEO Softbank -- pemilik Sprint --yang berubah pikiran untuk mendukung merger ini. Merger ini punya sejumlah keuntungan, antara lain adalah pajak perusahaan yang lebih murah, penerapan jaringan 5G yang lebih murah, dan sejumlah hal lainnya.
Namun perlu dicatat, meski keduanya sudah setuju untuk bergabung tetap masih ada kemungkinan merger tersebut tak bisa terjadi. Pasalnya pasar seluler AS saat ini hanya diisi oleh empat operator, dan jika dua di antaranya bergabung maka kondisi pasarnya tak akan terlalu kompetitif.
Pada 2011 lalu, AT&T pun pernah mencoba mengakuisisi T-Mobile, namun niatnya itu terganjal oleh penolakan dari Departemen Hukum dan FCC AS, yang kemudian melarang akuisisi tersebut. (dtn)