Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Menkum HAM Yasonna Laoly melantik tiga pimpinan tinggi madya di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM. Salah satu yang dilantik adalah Sri Puguh Budi Utami, perempuan pertama yang menjabat Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS).
Sri Puguh merupakan Dirjen PAS ke-17. Sebelum menjabat sebagai Dirjen PAS, Sri Puguh menjabat sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS).
Sri Puguh mengatakan pelantikan dirinya sebagai Dirjen PAS ini merupakan kesempatan yang luar biasa. Perempuan, diberikan kepercayaan untuk memimpin dalam lingkungan yang selama ini erat dengan budaya patriarki.
"Ini satu kesempatan yang luar biasa, perempuan diberikan kesempatan untuk berada di lingkungan yang memang selama ini patriarki ya. Tapi luar biasa Pak Yasonna, Pak Jokowi, memberikan kepercayaan kepada perempuan," ujar Sri Puguh usai dilantik di Kemenkum HAM, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (4/5).
Dengan diberikannya kesempatan dan kepercayaan tersebut kepada perempuan untuk memimpin, kata Sri Puguh, menunjukkan bahwa pemerintah telah mendukung kesetaraan gender. Hal itu juga menandakan bahwa pemerintah telah responsif gender.
"Karena kami di lapas juga ada isinya napi perempuan, di lapas juga ada pegawai perempuan. Kalau sudah 16 dirjen pria nah kebetulan saya yang ke-17 perempuan. Nah ini menandakan bahwa pemerintahan yang sekarang itu sangat responsif terhadap gender. Ini kesempatan yang luar biasa," tuturnya.
Meski begitu, Sri Puguh menilai apapun gendernya, yang terpenting adalah bekerja secara profesional. Sebagai aparatur sipil negara, ia harus menjalankan tugas sesuai dengan aturan berlaku.
"Tentunya pesan penting dari Bapak Menkum HAM untuk mengimplementasikan reformasi birokrasi menuju good governanceadalah panduan kami dalam bekerja dan berkinerja," ujarnya.
Sri Puguh mengatakan akan memberikan sentuhan perempuan dan sentuhan ibu saat memimpin Ditjen PAS seperti yang diamanatkan Menkum HAM. Di antaranya, kesabaran dan ketelitian.
"Kalau sentuhan perempuan, kebetulan saya perempuan tentu ya mungkin ada kesabaran, mungkin ketelitian. Kita ada feminin, ada maskulin. Ini merupakan satu kombinasi dan inilah sebenarnya yang akan ditunjukkan oleh pemerintahan yang sekarang bahwa kita ditempatkan dalam kesetaraan dengan tetap mengedepankan semangat PASTI," tutur Sri Puguh. (dtc)