Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Bahwa calon Gubernur Sumatera Utara, Djarot Saiful Hidayat sebelumnya pernah menjabat Walikota Blitar selama dua periode, hampir semua warga Sumut sudah tahu. Begitu pula dengan jabatannya sebagai Wakil Gubernur dan Gubernur DKI Jakarta, itu sudah jadi pengetahuan umum.
Nah, ada beberapa hal lain tentang ayah tiga orang putri tersebut yang mungkin baru sedikit dari warga Sumut tahu. Terutama menyangkut masa lajangnya ketika masih menjadi dosen di Universitas 17 Agustus 1945 di Surabaya.
Pertama, tentang istrinya, Happy Farida, yang ternyata adalah bekas mahasiswanya. Sebagaimana dituturkan Djarot ketika berbicara di acara deklarasi Komunitas Alumni SMA Negeri 1 Medan atau SMANSA pendukung DJOSS, Kamis (3/5/2018), pada usia 27 tahun dia sudah menjabat dekan di kampusnya. Dua tahun setelahnya, selama enam tahun dia dipercaya menjabat wakil rektor I.
Kepercayaan mahasiswa pada dirinya ketika itu benar-benar dijaga dengan baik. Dia menetapkan untuk tidak pernah berpacaran dengan anak didiknya.
Tapi siapa nyana kalau kemudian dia berjodoh dengan Happy Farida, yang pernah berkuliah di kampus Djarot. Perkenalan mereka diawali saat dia tengah mengurus sesuatu di bank tempat Happy bekerja.
"Saya terpikat pada kecantikannya, lalu saya ajak berkenalan. Dia mengaku kenal pada saya saat di kampus tapi saya tidak kenal dia," tutur Djarot.
Singkat kata mereka pun berpacaran, kemudian menikah dan dikaruniai tiga orang putri.
Kedua, tentang label perpustakaan berjalan yang dilekatkan padanya. Sebagai dosen Djarot selalu mempersiapkan materi ajar yang akan disampaikannya ke mahasiswa sebaik mungkin. Membaca buku sebanyak mungkin selalu dilakukannya.
"Kalau mahasiswa membaca lima buah buku saya membaca sepuluh. Kalau mereka membaca sepuluh buku saya dua puluh," tuturnya.
Dari gaji yang diperolehnya setiap bukan dia menyisihkan sebesar 20% untuk membeli buku. Itulah kenapa dia disebut sebagai perpustakaan berjalan.
Ketiga, tentang kemampuan Djarot membaca cepat atau speed reading. Baginya tak ada kesulitan melahap buku sebanyak mungkin. Karena dia memiliki ketrampilan membaca dengan cepat.