Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Sumatera Utara (Sumut) menawarkan teknologi Largo (larikan gogo) Super.
"Teknologi untuk tanaman padi gogo pada lahan kering ini ditanam secara larikan dengan menggunakan alat tanam tabela (tanam benih langsung)," kata Kepala BPTP Balitbangtan Sumut, Khadijah El Ramija, Jumat (11/5/2018), di Medan.
Menurut Khadijah yang didampingi Peneliti Budidaya Musfal, teknologi Largo Super ini baru di-launching oleh Balitbangtan Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2017.
"Jadi, ini masih teknologi yang sangat baru. Dan, untuk Sumut belum menggunakannya, rencananya tahun ini akan digunakan. Tapi kalau di Jawa, teknologi Largo Super ini sudah dipakai petani di sana," kata Khadijah.
Di Jawa, kata Musfal, berdasarkan hasil demplot yang dilakukan, produksi yang dicapai berkisar 7,2 ton per hektare gabah kering panen (GKP). Sementara produksi padi gogo yang selama ini digunakan petani hanya berkisar tiga ton per hektare.
Menurut Musfal, adapun komponen teknologi Largo Super yang digunakan antara lain, penggunaan varietas unggul padi gogo seperti Inpargo 8, Inpargo 9 dan Inpargo 10.
Kemudian cara tanam dilakukan dengan cara larikan legowo 2:1. Dengan cara ini populasi tanam jauh lebih banyak yakni mencapai 200.000 rumpun per hektare. Sementara secara umum penanaman petani dengan cara tugal jarak tanam 15x25 cm populasi tanam hanya berkisar 160.000 and per hektare.
Setelah itu kata Musfal, pemberian bahan dekomposer untuk mengurai bahan organik. "Pemberian pupuk berimbang sangat penting dilakukan dengan alat uji tanah PUTK atau perangkat uji tanah kering spesifik lokasi. Dengan begitu, penggunaan pupuk tepat sesuai kebutuhan tanah dan tanaman," kata Musfal.
Pada pengolahan tanah juga kata Musfal, diberikan amelioran (kapur dolomit dan pupuk kandang). "Untuk pengendalian hama penyakit tanaman dilakukan sesuai dengan ambang batas," jelasnya.
Sedangkan untuk panen, kata dia, proses panen dapat dilakukan dengan alat panen combain harvester sehingga tingkat kehilangan hasil panen rendah.
"Umur tanam dari penggunaan varietas unggul padi gogo ini hanya berkisar 110 -120 hari saja, jauh lebih rendah dibanding varietas padi yang banyak digunakan petani selama ini yang mencapai lima hingga enam bulan," terang Musfal.
Varietas unggul padi gogo ini kata dia, sama dengan padi sawah hanya saja ketinggian tempat tanamnya harus di bawah 500 meter di atas permukaan laut.
"Jadi banyak keunggulan yang diperoleh petani dengan menggunakan teknologi Largo Super ini terutama dari segi perolehan hasil panen," kata Musfal.