Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Satu setengah tahun menjabat Wakil Gubernur Sumut hingga akhir masa tugasnya pada bulan Juni mendatang, Nurhajizah Marpaung menemukan banyak persoalan yang menyebabkan Provinsi Sumatera Utara tertinggal dari wilayah lainnya di Indonesia. Kata Nurhajizah, dari segi anggaran (APBD) yang jauh lebih kecil dari provinsi lain, seperti DKI Jakarta (Rp 80 triliun), Jawa Timur dan Jawa Barat masing-masing Rp 40 triliun, Sumut berada jauh di bawahnya. Hanya Rp 13 triliun. Berdasarkan fakta tersebut sulit bagi provinsi ini untuk berkembang pesat pembangunannya.
Masalah kemiskinan, bagi Nurhajizah, adalah salah satu soal di Sumut yang cukup memprihatinkan. Sejumlah lembaga menampilkan data yang berbeda-beda tentang jumlah warga miskin di Sumut. Di antaranya ada yang menyebut 200.000, ada pula yang satu juta.
"Setelah saya berjalan keliling-keliling di 33 kabupaten/kota di Sumut, saya temukan penduduk miskin tidak kurang dari dua juta jumlahnya," ujar Nurhajizah saat berbicara pada workshop tentang perkebunan kelapa sawit, di Hotel Grand Mercure Medan, Jumat (11/5/2018).
Masalah peredaran narkoba yang sangat luas, hingga menjangkau kalangan anak, adalah masalah lain yang cukup pelik di Sumut. Setelah DKI Jakarta, Sumut saat ini berada di urutan kedua tingkat nasional jumlah peredaran narkoba secara ilegal di Indonesia. Setelah melalui berbagai upaya pemberantasan diharapkan dalam tahun ini turun menjadi urutan ketiga.
Otonomi daerah, sebut Nurhajizah, merupakan salah satu sumber masalah bagi Provinsi Sumut. Bekerja sama atau berkoordinasi dengan kepala daerah di 33 kabupaten/kota menjadi hal yang sangat sulit. Bupati atau wali kota tidak merasa wajib mendengarkan atau mematuhi gubernur, sebab yang memilih mereka adalah rakyat, bukan gubernur.
Dengan alasan-alasan itu, Nurhajizah yang pernah menduduki jabatan Direksi BUMN PT ASABRI menyatukan pimpinan atau Gubernur Sumut yang akan datang haruslah yang punya hati nurani. Terlebih lagi adalah yang berpengalaman.
"Pimpinan di Sumut yang akan datang haruslah yang memiliki hati nurani serta mempunyai pengalaman," tegasnya.
Terkait Pilgubsu yang saat ini akan memperhadapkan Edy Rahmayadi - Musa Rajekshah dan Djarot Saiful Hidayat - Sihar Sitorus sebagai pasangan calon, Nurhajizah enggan menanggapi yang mana di antaranya yang memenuhi kriterianya.