Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tapteng. Harga karet alam di tingkat petani di Kecamatan Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) mengalami stagnasi. Harga saat ini masih bertahan di Rp 8.600/kg, atau mengalami penurunan sedikit dibanding harga penjualan sepekan lalu Rp 8.800/kg.
Karet merupakan komoditas andalan warga di Kecamatan Pinangsori dan sejak lama karet yang berasal dari kawasan ini terkenal memiliki kualitas yang lumayan bagus.
Harga jualnya di tingkat petani pun terbilang paling tinggi dibanding kecamatan lain di Tapteng. Para petani karet biasanya menjual komoditasnya setiap Sabtu di Pasar Onan Pinangsori.
Ama Refa Halawa, warga Masundung, Pinangsori membenarkan kondisi harga jual karet yang mengalami stagnasi ini.
“Saya tadi membawa getah ke Pasar Onan Pinangsori, setelah ditimbang getah kita cuma dihargai Rp 8.600/kg. Sedangkan seminggu yang lalu harganya Rp8.800/kg, jadi turun Rp200/kg,” ujar Ama Refa Halawa kepada wartawan, Sabtu (12/5/2018).
Dia menambahkan, pihak agen beralasan getahnya mingguan dan masih basah. Namum kalau getahnya agak kering harganya bisa mencapai Rp 8.900/Kg.
“Kita bingung juga, kenapa harga karet ini gak bisa naik lagi, padahal sebentar lagi bulan puasa,” ucapnya.
R Hutabarat, agen karet di Pinangsori juga membenarkan harga tebus di tingkat petani saat ini mengalami penurunan sedikit jadi Rp 8.600/Kg.
“Sepekan yang lalu kita membeli karet petani seharga Rp 8.800/kg. Namun, hari ini kita tak bisa lagi beli dengan harga segitu, paling sanggup Rp 8.700/kg, itupun sudah kita pilih getahnya,” sebut R Hutabarat.
P Rambe, agen karet lainnya menyebut, saat ini kualitas getah karet petani kurang bagus akibat kondisi cuaca hujan yang sering turun belakangan ini.
“Akibatnya, produksi karet petani juga cenderung menurun. Buktinya, hari ini karet yang dibawa petani ke Pasar Onan Pinangsori sangat sedikit. Seminggu lalu kita dapat 2 ton, kalau hari ini paling berkisar 1 ton saja,” kata R Hutabarat.