Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dulunya juga aktivis mahasiswa di tahun 1998. Dia turut memperjuangkan tuntutan Reformasi di penghujung rezim Orde Baru.
"Ada banyak orang salah melihat apa yang sudah selesai dan apa yang belum selesai," kata Fahri saat ditanya soal tujuan Reformasi, Jumat (11/5).
Menurut Fahri, sebagian besar tujuan Reformasi sudah tercapai. Capaian itu berupa sistem.
"Yang sudah selesai dalam reformasi adalah pembangunan sistem, jadi sistem kita disebut sistem demokrasi. Apa indikatornya? Karena sistem demokratis, kedua adanya institusi demokratis. Di atas itu nanti akan lahir kultur masyarakat yang demokratis," ungkap Fahri.
Memang saat ini masih ada institusi yang belum demokratis, menurut Fahri. Tetapi hal itu anggap saja sebagai lubang yang harus ditambal.
"Yang belum sempurna adalah metode dan mekanisme kepemimpinan, sehingga pemimpin kita yang terpilih itu belum memadai dan belum sejalan dengan ide dan cita cita demokrasi kita. Nah itu saja yang kita perjuangkan ke depan," tutur dia.
Dalam sistem, kata Fahri, sudah dibuat tatanan untuk penegakan HAM hingga pemberantasan korupsi. Hanya saja, menurut dia faktor kepemimpinanlah yang pada akhirnya menentukan apakah bisa menjalankan sistem itu atau tidak.
"Kalau ada ketidakmampuan menegakkannya itu adalah kapasitas pemimpin, bukan soal kapasitas sistem. Maka pemimpinnya harus diganti dengan yang sejalan dengan maunya sistem," kata Fahri. (dtc)