Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.Medan. Calon Gubernur Sumut nomor urut 1, Edy Rahmayadi menyebut ada empat kategori kemiskinan, dan yang keempat itu kemiskinan kultural yang diakibatkan adat istiadat dan membuat orang terbelenggu menjadi kekurangan.
"Ada salah satu contoh lubuk larangan di Tapanuli Selatan (Tapsel), biar Bapak (Djarot) tahu, saya jelaskan. Contohnya ada ikan di dalam kolam, tapi itu tidak bisa diambil, akan ada ancaman hukuman adat apabila dilakukan. Ini yang saya tanyakan, apakah ini bagian dari kemiskinan kultural," tanya Edy saat Debat Publik Calon Gubsu ronde II Pilgub Sumut 2018, di Hotel Adi Mulia, Medan, Sabtu malam 13/5/2018).
Menjawab hal itu, Calon Gubernur nomor urut 2, Djarot Saiful Hidayat menegaskan bahwa pihaknya sangat menghormati kearifan lokal. Baginya, lubuk larangan itu adalah kearifan lokal.
"Dibanyakin tempat bukan hanya di Sumut, ada tradisi-tradisi di mana kita tidak boleh sembarangan mengambil ikan atau menghabisi, justru kita harus lestarikan karena itu adalah potensi,. Ini bukan termasuk kemiskinan kultural, ini potensi masyarakat setempat. Kalau bisa dijadikan sebagai tujuan wisata yang bisa dikelola masyarakat desa setempat, ini sesuatu positif. Lubuk larangan ini di Jawa juga ada, dan dijadikan objek wisata," papar Djarot.
Menurutnya, hal itu bukan menjadi penyebab kemiskinan kultural. Menurutnya, kemiskinan kultural terjadi apabila malas bekerja.
"Rakyat Sumut rajin bekerja, melihat tingkah pola bicaranya keras, bekerjanya juga keras," tutur mantan Gubernur DKI itu.
Menanggapi jawaban Djarot, Edy sempat memberikan koreksi. Menurutnya, kemiskinan kultural terjadi bukan karena malas bekerja. Tapi aturan adat istiadat yang membelenggu berkembangnya daerah itu, jadi bukan karena malas, saya setuju dengan itu.
"Lubuk larangan merupakan motivasi masyarakat memelihara ikan di situ, supaya tumbuh. Orang diambil pada waktu tertentu, kalau diambil bisa disambar setan dan lain sebagainya, itulah yang menjadikan orang tidak mau melanggar itu," cetusnya.
"Lubuk larangan ada tempatnya di Tapsel, yang saya tanyakan apakah itu perlu dilestarikan, itu sudah Bapak jawab, terima kasih," pungkasnya.