Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Debat Publik Ronde II Calon Gubsu Pilgubsu 2018 yang digelar KPU Sumut, di Hotel Adi Mulia, Medan, Sabtu malam (12/5/2018), seakan menegaskan dominasi, kualitas, dan pengalaman pasangan calon (Paslon) nomor urut 2 Djarot - Sihar Sitorus (DJOSS) dari Paslon nomor urut 1, Edy Rahmayadi - Musa Rajeckshah (Eramas).
"Malu ah, kualitasnya semakin kelihatan," kata pengamat anggaran dan kebijakan publik, Elfenda Ananda, Minggu (13/5/2018).
Menurut mantan Sekretaris Eksekutif Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Sumut ini, Paslon yang memiliki kekuatan 74 kursi di DPRD Sumut itu semakin banyak kurang memahami perihal debat.
"Yang soal tumbuh kembang, dia (Edy) istilahnya memang tidak tahu. Tapi, setelah dijelaskan juga jawabnnya ngak nyambung," tuturnya.
"Kalau jawabannya menyediakan bidan siaga itukan masalah keselamatan dalam melahirkan. Sasarannya menekan angka kematian ibu dan anak. Itu bukan tumbuh kembang. Jadi, gak nyambung," tegasnya.
Menurutnya, perlu ada perbaikan kualitas Paslon nomor urut 1 pada sesi debat ketiga. "Tidak masalah, kurang tahu istilah itu. Tapi, setelah dijelaskan dia juga gak paham dalam mencerna tumbuh kembang. Bukan angka kematian pada saat melahirkan," bebernya.
Elfenda menilai Paslon nomor urut 2, memang secara keilmuan dan pengalaman cukup baik. Tapi, tetap harus memahami situasi daerah, terutama dinamika politik.
"Soalnya, tidak mudah menjalankan kebijakan kalau ruang politik tidak bisa dikomunikasikan," sarannya.
Penonton debat kedua, kata dia, bisa melihat dengan jelas kualitas calon dan kemungkinan bisa mempengaruhi.
"Hanya saja, kalau yg sudah cinta buta sama paslon nomor 1 tentu itu tidak akan mempengaruhi. Cinta setengah-setengah mungkin golput," ucapnya mengakhiri.