Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tangerang - Penjualan bir di dalam negeri diperkirakan menurun menyusul terjadinya ledakan bom di Surabaya dan Sidoarjo. Namun, dampaknya diyakini tidak akan signifikan.
Turunnya jumlah penjualan bir disebabkan oleh sektor pariwisata yang terkena imbas. Pasalnya, salah satu penopang penjualan bir berasal dari turis dan kegiatan pariwisata.
Sektor pariwisata yang terdampak sendiri diproyeksi terjadi menyusul sejumlah negara yang telah menerapkan travel advice atau imbauan perjalanan untuk wisatawan ke Indonesia.
"Ya itu hanya sebentar. Insyaallah ini akan teratasi. (Potensi penurunan penjualan bir) tadi saya bilang bahwa sesaat saja," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat ditemui di Tangerang, Banten, Senin (14/5).
Ditemui di lokasi yang sama, Presiden Direktur PT Multi Bintang Indonesia Tbk Michael Chin menyerahkan kondisi keamanan kepada pemerintah. Tapi dia menyebut sejauh ini belum terlihat penurunan penjualan produk bir yang diproduksinya.
"(Dampak teror bom terhadap penjualan bir), biarkan pemerintah menangani isu ini. Sebagai investor, kami tetap yakin terhadap pasar Indonesia, kami sudah disini 87 tahun. Jadi kami yakin pemerintah pasti bisa menangani ini. Sejauh ini belum ada penurunan penjualan," jelasnya.
Namun, dia mengatakan penjualan bir yang diproduksi perusahaan memang sangat bergantung dengan kegiatan di sektor pariwisata. Hal itu terlihat saat terjadi letusan Gunung Agung, Bali tahun lalu.
"Salah satu alasan penjualan kuartal I (2018) kami turun dibanding sebelumnya (kuartal IV 2017) karena terdampak turunnya pariwisata di Bali akibat letusan Gunung Agung. Jadi Bali masih sangat penting bagi pasar kita," ujarnya.
"Kabar baiknya, di Maret permintaan di Bali kembali meningkat jadi kami sangat optimis untuk kuartal II. Jadi kami berharap lebih banyak turis kembali ke Indonesia pada kuartal II dan kuartal III," tambah dia.(dtf)