Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Washington - Perdebatan yang melibatkan antara pemerintah AS dengan ZTE ternyata memunculkan nama Donald Trump sebagai 'Dewa Penyelamat' bagi perusahaan asal China tersebut.
Donald Trump belum lama ini mengumumkan bahwa dirinya akan membantu ZTE dalam menjalankan kembali bisnis utamanya. Hal tersebut dikarenakan perusahaan asal China tersebut merupakan salah satu sumber dana besar bagi korporasi asal Amerika Serikat (AS) yang memproduksi perlengkapan teknologi.
Berhentinya operasional bisnis utama dari perusahaan yang berbasis di Shenzen tersebut, sebagaimana disebutkan oleh Trump, menyebabkan banyaknya orang di China kehilangan pekerjaan. ZTE sekarat karena imbas hukuman dari Departemen Perdagangan AS yang melarang perusahaan asal Negeri Paman Sam untuk menjual komponen miliknya ke salah satu vendor smartphone global itu.
Keputusan yang dilontarkan Trump melalui akun Twitter miliknya tersebut pun mendapat reaksi keras dari para legislatif, baik itu dari partai Republik maupun Demokrat. Meski begitu, Trump bersikeras bahwa dirinya sudah menjalin kerja sama dengan Presiden China, Xi Jinping, untuk membantu ZTE.
"ZTE, perusahaan ponsel besar asal China, memiliki persentase yang besar dalam membeli komponen-komponen perlengkapan teknologi dari perusahaan AS. Ini menjadi cerminan dari perjanjian dagang yang lebih besar dengan China, sekaligus hubungan saya dengan Presiden Xi," ujar Trump.
ZTE mengumumkan bahwa pihaknya menghabiskan lebih dari USD 2,3 miliar untuk 211 pengekspor asal AS sepanjang 2017 lalu. Perusahaan penyedia teknologi di balik jaringan telekomunikasi ini memperkirakan bahwa 25% hingga 30% komponen yang digunakan dalam merakit smartphone buatannya berasal dari korporasi asal Negeri Paman Sam.
Sebagai tindakan lanjutan dari ungkapannya di atas, Trump sudah meminta Kepala Departemen Perdagangan AS, Wilbur Ross, untuk mencari batasan hukuman baru terhadap ZTE. Juru Bicara Gedung Putih, Raj Shah, mengatakan bahwa batasan tersebut merupakan isu yang sangat diperhatikan.
"Trump meminta Ross untuk menyelidiki masalah ini seraya tetap konsisten dengan hukum dan peraturan yang berlaku, dan ini sudah bergulir dalam beberapa tingkatan sebagai bagian dari pembicaraan secara bilatelar mengenai sejumlah isu," ujar Shah, sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (15/5).
Departemen Perdagangan AS pun kini tengah mencari sejumlah opsi di samping menyetop kegiatan impor yang dilakukan oleh ZTE terhadap perusahaan asal Negeri Paman Sam tersebut. Ross mengatakan bahwa pihaknya akan mencari cara apakah ada jalan lain untuk menerapkan sanksi terhadap ZTE yang telah melanggar hukum dari AS.
"ZTE telah melakukan sejumlah hal-hal yang tidak pantas, pertanyaannya adalah apaka ada alternatif lain dari apa yang sudah kami tetapkan sebelumnya, dan ini yang akan kami dalami dengan sangat segera," pungkas Ross.(dtn)