Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com -Medan. Menyambut puasa Ramadan pada Kamis (17/5/2018), warga ramai-ramai marpangir. Pangir pun laris-manis.
Marpangir berasal dari kata pangir, yaitu ramuan dari bahan-bahan alami yang digunakan untuk membersihkan rambut (keramas). Ramuannya terdiri dari limau atau jeruk nipis, daun pandan, bunga pinang dan diilengkapi juga dengan bunga mawar, bunga kenanga, dan akar wangi.
Bahan-bahan ini direndam di dalam air (ada juga yang direbus) untuk memperoleh wangi-wangian yang khas yang akan digunakan dalam ritual mandi pangir.
"Harga seikat Rp 2.500. Saya ambil dari pembuatnya. Hari ini bawa 50 ikat dan tinggal beberapa ikat," kata Agus, di Pasar Palapa Barayan, Medan, Rabu (16/5/2018).
Bersama teman-temannya, Agus yang sedang libur sekolah itu menjajakkan pangir ke masyarakat yang sedang berbelanja di pasar tradisional Kota Medan.
"Saya jualannya dari kemarin. Hari ini, hari terakhir jualan pangir," ujarnya.
Sejarawan Melayu, Tengku Luckman Sinar, mengatakan, tradisi mandi menggunakan bahan-bahan rempah ini sudah ada sejak zaman pra-Islam. Hingga kini sebagian besar masyarakat masih mempraktekkan ritual mandi tersebut dengan tujuan menyambut datangnya bulan Ramadan.
Tujuan utama marpangir adalah membersihkan diri sebelum melaksanakan ibadah puasa, sehingga ketika mengerjakan ibadah suci tersebut badan, hati, dan pikiran telah bersih.