Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Aksi teror kembali terjadi di Mapolda Riau. Akibat penyerangan itu 2 polisi terluka dan 1 polisi meninggal dunia karena ditabrak mobil, sementara 4 pelaku tewas dilumpuhkan.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) khawatir, kejadian tersebut akan kembali membawa pengaruh negatif ke pasar modal. Sudah banyak sentimen negatif, aksi teror menambah kekhawatiran psikologi investor.
"Ini kan persepsi saya bilang. Jadi semakin banyak gangguan keamanan yang terjadi. Maka persepsi atas keamanan di negara kita semakin menurun. Persepsi itu mempengaruhi keputusan si Investor," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (16/5).
Samsul menjelaskan, ada beberapa hal yang dilihat dari kaca mata investor sebelum berinvestasi di pasar modal Indonesia. Pertama kondisi fundamental ekonomi, keuangan perusahaan hingga persepsi terhadap keamanan negara.
"Ini yang sebenarnya kita jaga, supaya investor tidak merasa bahwa investasi mereka di Indonesia bisa terhambat. Jadi malahan capital market itu masalah fundamental dan persepsi publik," tambahnya.
Pertumbuhan ekonomi RI secara makro menurut Samsul juga tidak lepas dari faktor situasi keamanan. Sehingga efek domino dari aksi terorisme cukup besar.
"Nah ini yang sebenarnya mendiskon investor untuk saat ini mengambil keputusan menjual terlebih dahulu," kata Samsul.
Pagi tadi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang turun 52,606 poin (0,90%) ke level 5.785,510. Hingga jelang jeda sesi I ini IHSG sudah turun 1,3% ke posisi 5.762.
"Kalau kita hitung secara ytd kita dilihat dari awal tahun sampai hari ini penurunan market baru 7-8%. Artinya, tidak sebesar yang kita bayangkan tiap hari turun 1,2% itu kan klo dihitung secara keseluruhan baru 8%," tegas Samsul. (dtf)