Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdily.com - Jakarta - Pembelaan kembali dilontarkan oleh PDIP terhadap reaksi presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono atas pernyataan Presiden Joko Widodo terkait kebijakan subsidi BBM. Menurut PDIP, SBY seharusnya berbangga pada Jokowi, yang mampu menyempurnakan program kerjanya.
"Seharusnya justru Pak SBY bangga, bahwa penerusnya mampu melakukan apa yang tidak mampu dia lakukan," kata Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Parreira kepada wartawan, Kamis (17/5/2018).
Ia mengatakan SBY juga tak perlu tersinggung atas pernyataan Jokowi itu. Andreas menjelaskan Jokowi justru menjadikan pengalaman kebijakan di era kepemimpinan SBY sebagai pelajaran.
Jokowi, sebut Andreas, melakukannya demi kepentingan pembangunan nasional.
"Pak SBY tidak perlu merasa tersinggung dan tidak harus berpolemik dengan kebijakan Pak Jokowi. Karena, bagaimanapun, Jokowi telah mampu memperbaiki apa yang belum mampu atau belum sempat dilakukan oleh Pak SBY. Toh, ini demi kepentingan nasional," jelas anggota DPR yang duduk di Komisi I itu.
Andreas menegaskan pemerintahan Jokowi saat ini tengah berusaha melepaskan diri dari ketergantungan asing di bidang sumber daya energi. Terbukti, klaim Andreas, sejauh ini langkah Jokowi tersebut berhasil.
"Apa yang disampaikan oleh Pak Jokowi itu adalah kebijakan dan keberpihakan dari suatu kebijakan yang menyangkut politik energi. Karena, bagaimanapun, keberpihakan terhadap kedaulatan energi sangat penting untuk sustainability pembangunan negara, mengingat energi adalah salah satu sumber daya utama gerak dan mobilitas manusia," sebut Andreas.
"Ini menjadi platform awal pemerintahan Jokowi dan paling tidak sampai saat ini Jokowi berhasil dan rakyat pun menikmati," sambungnya.
Jokowi sebelumnya berbicara tentang BBM satu harga dan menyinggung harga BBM di wilayah timur Indonesia 3,5 tahun lalu. Dia mengaku memerintahkan menteri terkait agar harga BBM disamakan dengan daerah-daerah lain. Singkat cerita, itu berhasil.
"Dulu subsidi Rp 340 triliun, kenapa harga nggak bisa sama? Ada apa? Kenapa nggak ditanyakan? Sekarang subsidi sudah nggak ada untuk di BBM, tapi harga bisa disamakan dengan di sini. Ini yang harus ditanyakan. Tanyanya ke saya, saya jawab nanti. Ini yang harus juga disampaikan ke masyarakat," sambung Jokowi.
Lalu SBY bereaksi. Ada lima tweet SBY yang diunggahnya pada Selasa (15/5). SBY menyinggung soal BBM.
"Pak Jokowi intinya mengkritik & menyalahkan kebijakan subsidi utk rakyat & kebijakan harga BBM, yg berlaku di era pemerintahan saya. *SBY*," cuit SBY lewat akun Twitter @SBYudhoyono.
"Tentu saya bisa jelaskan. Tapi tak perlu & tak baik di mata rakyat. Apalagi saat ini kita tengah menghadapi masalah keamanan, politik, & ekonomi. *SBY*," sambungnya. dtc