Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Perekonomian Sumatera Utara (Sumut) bertumbuh positif di Triwulan I tahun 2018, yakni 4,73%. Pertumbuhan itu antara lain dikontribusikan oleh positifnya pertumbuhan lapangan usaha sektor konstruksi, yakni 0,84%.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, pertumbuhan sektor konstruksi 0,84% di Triwulan I tahun 2018 itu, lebih besar dibandingkan pertumbuhan di periode yang sama tahun 2017, yakni hanya 0,63%.
Ketua DPD Asosiasi Kontraktor Naaional (Askonas) Sumut Rikson Sibuea mengatakan tumbuh positifnya sektor konstruksi Sumut di Triwulan I tahun 2018 itu karena dipicu serapan anggaran proyek pembangunan infrastruktur dari APBN.
Rikson memisalkan proyek pembangunan infrastruktur Kementerian PUPR di Sumut melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II Medan, di Balai Wilayah Sungai Sumatera II dan SNVT yang ada di Sumut, sudah berjalan bahkan akhir tahun 2017.
"Tentu tumbuh positifnya sektor konstruksi Sumut triwuan I itu kita apresiasi. Namun itu lebih karena anggaran pembangunan infrastruktur APBN seperti dari Kementerian PUPR yang sudah terserap (on going)," kata Rikson kepada wartawan di Medan, Kamis (17/5/2018).
Sementara anggaran pembangunan infrastruktur yang bersumber dari APBD provinsi dan kabupaten/kota di Sumut hingga pertengahan Mei 2018 ini, kata Rikson, sama sekali belum ada yang terserap. Saat ini semuanya masih dalam proses tender.
"Serapan APBD pemerintahan di Sumut hingga saat ini masih terbatas pada pos belanja rutin saja, seperti gaji pegawai, biaya rapat dan pertemuan, perjalanan dinas dan lainnya," kata Rikson.
Semestinya anggaran pembangunan infrastruktur provinsi dan kabupaten/kota, sudah harus berjalan di tiga bulan pertama 2018. Sebab hal itu sangat penting untuk mendorong pertumbuhan sektor riil di Sumut.
"Kelemahan selama ini ya begitu, dari tahun ke tahun tidak ada perubahan. Seharusnya untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, harus dengan terserapnya anggaran pemerintah, itu yang utama," katanya.
Memang selain pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi masyarakat, juga diperlukan untuk mendorong pertumbuhan sektor ekonomi lainnya. Namun kecenderungannya bahwa pertumbuhan ekonomi dari konsumsi masyarakat, kurang berkualitas untuk menopang pertumbuhan sektor-sektor ekonomi produktif.
"Dan karena itulah, kita dorong pemerintah daerah untuk serius melakukan penyerapan anggaran pembangunan infrastruktur di daerah. Yang mau kita tekankan adalah harus secepat mungkin masyarakat menikmati pembangunan infrastruktur dan dampak positifnya untuk mendongkrak bertumbuhnya sektor-sektor ekonomi," katanya.
Ketua DPD Perkumpulan Profesi Tenaga Konstruksi Indonesia (Pertakindo) Sumut Robertman Sirait mengatakan lebih cepatnya terserap anggaran infrastruktur, akan mempercepat perputaran uang di masyarakat. "Teori dan faktanya memang begitu," kata Robertman.
Di sektor konstruksi, dimana ada seratusan lebih sektor ekonomi turunan yang dihasilkan, baik di lingkup daerah (lokal) dan nasional , kata Robertman, adalah contoh nyata perlunya dipercepat penyerapan anggaran tersebut.
"Banyak hal dampak yang dirasakan, industri berjalan terus, usaha mikro kecil dan menengah pun hidup, pengangguran bisa ditekan seiring dengan terciptanya lapangan pekerjaan. Nah inikan saling bertautan, yang saling mendorong satu sama lain," ujarnya.