Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) akan terus mencermati perkembangan yang terjadi dengan pergerakan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang terus menunjukkan penguatan.
Meskipun BI sudah menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate 25 basis poin (bps) menjadi 4,5%, hal itu nampaknya belum mampu menahan laju penguatan dolar AS. Pagi ini saja, dolar AS sempat menyentuh level Rp 14.130.
"Kami dan Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan yang terjadi dengan mata uang dolar AS terutama yang memang akan terus mengalami pergerakan dalam konteks normalisasi kebijakan di Amerika (Serikat)," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (18/5).
Salah satu upaya pemerintah untuk menahan penguatan dolar AS dengan menjaga pondasi ekonomi nasional lebih kuat lagi. Sri Mulyani bilang, penguatan pondasi ekonomi dilakukan dengan menjaga realisasi APBN sesuai dengan asumsi yang ditetapkan.
"Pemerintah Indonesia dalam hal ini akan terus menjaga pondasi ekonomi Indonesia, baik dari sisi APBN yang kemarin sudah saya sampaikan, hasil dan kinerja sampai Mei menunjukkan APBN yang baik dari sisi pendapatan, perpajakan dan PNBP yang meningkat sangat signifikan dan belanja negara yang tetap terjaga dan defisit yang terus kami jaga sesuai UU APBN. Dalam artian itu, maka kami bisa memberikan kepastian," jelas dia.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga menyebut bahwa BI sudah memiliki bauran kebijakan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.
"Dari BI juga memiliki bauran kebijakan yang akan disiapkan untuk menjaga stabilitas. Jadi, kami akan sama-sama menjaga perekonomian Indonesia karena ketidakpastian yang berasal dari policy yang berasal dari Amerika (Serikat), baik policy ekonomi maupun policy di bidang geopolitik, pasti akan mempengaruhi mulai dari harga minyak, suku bunga global, maupun mata uang," ungkap dia. (dtf)