Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Untuk menemukan makanan halal di luar negeri, khususnya negara yang umat Islamnya minoritas, tentu itu menjadi persoalan. Tapi kendala tersebut dapat diatasi dengan sebuah teknologi.
Adalah Sofia, sebuah chatbot yang memungkinkan wisatawan muslim untuk menemukan sajian makanan halal ketika berada di negeri orang. Chatbot ini diklaim dapat memberikan rekomendasi tempat makanan halal selama 24 jam selama tujuh hari dan itu berlaku di berbagai belahan dunia.
Sofia terlahir menggabungkan teknologi awan Azure dari Microsoft dan teknologi Language Understanding Intelligence Services (LUIS). Sofia disematkan dalam platform Have Halal, Will Travel (HHWT).
HHWT adalah platform konten yang membantu setiap wisatawan muslim untuk dapat melakukan perjalanan dengan percaya diri tanpa bantuan pemandu wisata.
Sofia diciptakan oleh Mikhail Goh, seorang muslim yang sudah lima tahun untuk memutuskan belajar di Korea Selatan. Saat pertama kali menyambangi Negeri Gingseng, ia berpikir untuk mencari makanan halal itu mudah, tapi rupanya hal itu sulit dilakukan.
"Jika ada situs web yang membicarakan makanan halal di Korea Selatan, tempat makan tersebut sulit untuk ditemukan, atau setiap informasi yang kutemukan kurang berguna," ungkap Mikhail, yang kini berada di Singapura.
"Sering kali, sebagai seorang wisatawan Muslim, Anda harus membuat keputusan berdasarkan informasi yang terbatas," keluhnya.
"Kami menciptakan Sofia, sederhananya karena orang-orang menanyakan kepada kami pertanyaan-pertanyaan yang kami rasa dapat dijawab dengan mudah melalui otomasi," ujar Mikhail dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa (22/5).
Interaksi yang terjalin antara pengguna dengan Sofia, membantu HHWT dapat menganalisa dan menjelaskan respon dan umpan balik untuk setiap kontennya. Konten-konten yang diberikan, dikatakan, lebih disesuaikan secara personal bagi setiap pengguna individu.
Platform awan Azure dibekali application programming interface (API) untuk QnA Maker; yang menjadi fondasi untuk membuat jawaban pada pertanyaan yang sering ditanyakan. Sedangkan, LUIS dari Microsoft ini memungkinkan para perancang chatbot guna menggambarkan rangkaian data yang sudah ada untuk menganalisa jawaban dari setiap pertanyaan pengguna.
Selain itu, Sofia juga mempunyai kemampuan decesion tree, di mana memungkinkan setiap pengguna untuk mempersempit jawaban yang mereka cari. Kedepannya, proses ini akan secara otomatis menjawab pertanyaan dengan pengertian yang lebih mendalam, tanpa perlu mencari klarifikasi lagi.
Dengan skalabilitas awan Azure, dan juga LUIS yang menjalankan chatbot Sofia, HHWT bercita-cita memperluas ke lebih banyak negara di Asia Tenggara dan lebih jauh lagi. Saat ini, HHWT sudah menjangkau lebih dari sembilan juta Muslim di Singapura, Malaysia, dan Indoensia setiap bulannya.
"Satu hal yang kami ingin tingkatkan untuk chatbot kami adalah sistem pencarian dan responnya, untuk memberikan pengertian yang lebih baik bagi kami mengenai apa yang orang-orang cari, dan dari situ, respon yang lebih baik dan konten yang lebih baik juga," tutur Mikhail. (dtn)