Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Kader Partai Demokrat meminta SBY menjauhi Jokowi karena Jokowi telah mengungkit kebijakan presiden ke-6 RI itu. Namun suara kader tersebut tak mampu menutup peluang Demokrat berkoalisi dengan Jokowi.
"Peluang koalisi dengan Jokowi masih cair," kata Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Sjarifuddin Hasan (Syarief Hasan), Selasa (22/5).
Partai Demokrat juga tak akan memanggil kadernya yang emoh berkoalisi dengan Jokowi. Adalah Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP PD Ferdinand Hutahaean yang mengungkap adanya kader yang meminta SBY menjauhi Jokowi.
"Sebelum diputuskan (soal koalisi), tentu banyak pandangan. Itu hal yang wajar. Namun kalau sudah diputuskan, semua kader patuh atas keputusan partai," kata Syarief.
Menurut Syarief, sebenarnya para kader juga menyerahkan keputusan soal koalisi kepada Majelis Tinggi Partai Demokrat. Dan Majelis Tinggi Partai Demokrat juga belum memberikan keputusan apa-apa soal koalisi.
"Semua menyerahkan kepada Majelis Tinggi Partai," kata Syarief.
Sebelumnya, pernyataan Presiden Joko Widodo soal harga BBM di masa lampau membuat berang kader dan pengurus Partai Demokrat. Mereka meminta SBY menjauhi Jokowi.
"Kekesalan kader itulah yang kemudian diekspresikan oleh kader agar Demokrat tidak usah koalisi dengan Jokowi. Jadi mungkin itulah perasaan kader yang tak rela dan tak terima pimpinannya dilecehkan sehingga meminta partai untuk memikirkan koalisi dengan yang lain," ujar Ferdinand Hutahaean, Senin (21/5).
Kontroversi ini bermula saat Jokowi berbicara di forum Workshop Nasional Anggota DPRD PPP di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, 15 Mei 2018. Jokowi berbicara tentang BBM satu harga di Papua. Dia membandingkan harga BBM yang sangat tinggi 3,5 tahun lalu di daerah timur Indonesia.
Sejurus kemudian, presiden ke-6 RI yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, SBY, mencuit di Twitter. "Tentu saya bisa jelaskan. Tapi tak perlu & tak baik di mata rakyat. Apalagi saat ini kita tengah menghadapi masalah keamanan, politik, & ekonomi. *SBY*," demikian cuit SBY pada Selasa (15/5), yang kemudian jadi viral. (dtc)