Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaliy.com - Medan. Saat ini UPTD Benih Induk Hortikultura (BIH) Gedung Johor Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara (Sumut) mengembangkan tanaman pisang barangan hasil kultur jaringan sebanyak 500-an batang.
"Kita mau melihat langsung bagaimana hasil atau kualitas pisang yang dihasilkan dari kultur jaringan termasuk kendala yang dialami saat tanaman berlangsung," kata Kepala UPTD BIH Gedung Johor, Bahruddin Siregar, Rabu (23/5/2018), di Medan.
Selama ini, kata dia, bibit pisang barangan hasil kultur jaringan yang mereka produksi selain dijual juga diberikan dalam bentuk bantuan kepada petani di Sumut.
"Makanya dengan kita menanam langsung kita ingin tahu apa kendala yang dihadapi petani. Bisa saja, bantuan bibit yang kita berikan itu dibilang mati, bibitnya kurang bagus dan lain-lain. Padahal karena petani yang tidak merawat tanamannya dengan baik," jelas Bahruddin.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga ingin mempromosikan atau memperkenalkan produksi pisang barangan hasil kultur jaringan kepada masyarakat ataupun investor, jika pisang sudah berbuah.
Dengan begitu minat masyarakat untuk mengebunkan tanaman pisang barangan semakin tinggi mengingat peluang pasar masih terbuka lebar baik pasar domestik maupun pasar ekspor.
Dikatakannya, pisang barangan yang telah mereka tanam di kebun BIH Gedung Johor Jalan Karya Jaya ada sebanyak 300-an batang sedangkan di Kebun Siguci ada 200-an batang, jadi semuanya ada 500-an batang.
"Saat ini rata-rata usia tanaman berkisar tiga bulan. Dan, tanaman mulai berproduksi setelah berumur sembilan bulan. Artinya, enam bulan lagi, tanaman mulai berproduksi. Sedangkanap panen, mulai dari muncul jantung pisang sampai pisang siap panen butuh waktu tiga bulan. Jadi, satu tahun paslah pisang baru siap panen," ujarnya.
Mengenai produksi bibit pisang barangan hasil kultur jaringan, Bahruddin mengatakan, untuk tahun ini harusnya mereka memproduksi 35.000 batang bibit. 20.000 batang diantaranya bersumber dari APBN dan 15.000 batang lagi dari APBD Sumut.
Akan tetapi karena ada pemangkasan anggaran pusat, maka pengembangan bibit pisang barangan kultur jaringan dengan dana APBN dihapus.
"Jadi tahun ini kita hanya memproduksi 15.000 saja bibit pisang barangan hasil kultur jaringan dengan sumber dana APBD," jelasnya.
Dan, sampai saat ini bibit yang sudah diproduksi masih berkisar 2.500 batang dan kondisinya berada dalam proses aklimasi.
"Baru keluar dari laboratorium kultur jaringan kita, diaklimasilah di dalam screen house hingga berumur kurang lebih tiga bulan. Barulah tanaman siap tanam," terangnya.
Pihaknya optimis, sampai dengan November nanti produksi bibit pisang barangan sebanyak 15.000 batang dapat terealisasi.
"Untuk harga jual, sesuai dengan APBD harganya Rp 6.000 per batang. Itu tanaman yang sudah berumur tiga bulan atau tanaman siap tanam," kata Bahruddin.