Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Surabaya - Prosesi pemakaman Aloysius Bayu Rendra Wardhana, si penghadang bomber di Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) Jalan Ngagel Surabaya diwarnai isak tangis dari keluarga dan kerabatnya.
Jenazah Bayu dikebumikan di TPU Keputih, Sukolilo pada pukul 13.15 WIB. Pemakamannya sendiri dihadiri ratusan pelayat. Prosesinya sendiri dipimpin oleh Romo Paroki Santa Maria Tak Bercela, Kurdo.
Isak tangis pun pecah, ketika peti jenazah Bayu dimasukkan ke dalam liang lahat. Ibu Bayu, Fransisca Ida Sutrisni, terlihat harus dibopong oleh kerabatnya. Sedangkan sang ayah, Stefanus Hendro Siswanto justru langsung pingsan ketika melihat peti mati anaknya dikebumikan.
Namun istri Bayu, Monique terlihat tegar dan tak menitikkan air mata, seakan sudah mengikhlaskan kepergian suamianya. Monique hanya terlihat sibuk menjawab pertanyaan putra pertamanya.
"Ma.. Nanti papa dimasukkan ke dalam situ ya?" tanya putranya tersebut.
Monique pun memberikan jawaban sembari berbisik ke telinga putranya.
Usai proses pemakaman almarhum Bayu, mulai dari istri, kerabat hingga para jemaat Gereja Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel bergantian menaburkan bunga di atas pusara si penghadang bomber sebagai penghormatan terakhir.
Sementara itu, perwakilan keluarga, Galih Wardhana (33) menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Polda Jatim.
"Meski memakan waktu yang lama tapi benar-benar jazad dari kakak saya. Kami tidak pernah komplain," ujar Galih kepada wartawan.
Selain itu, pihak keluarga juga berterimah kasih kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. "Saya mewakili semua pihak yang membantu keluarga kami. Kemudian Wali Kota Surabaya, Bu Risma yang sangat-sangat membantu sekali. Beliau menginstruksikan ke Dinas Sosial hingga Dinas Pendidikan untuk mengurusi keluarga dari kakak saya," lanjutnya.
Galih juga menyampaikan pesan dari pihak keluarga yang berharap kepergian Bayu bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang.
"Semoga ini bisa menjadi inspirasi untuk siap bereaksi cepat. Tapi bukan bereaksi cepat untuk bunuh diri. Akan tetapi siap bereaksi cepat ketika melihat ada sesuatu yang tidak pada tempatnya, peduli pada lingkungan, pada sekitar, tetangga terutama. Kemudian jangan takut jika Anda benar," tuturnya.(dtc)