Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Banyuwangi - Sebagai perusahaan tambang emas, PT Bumi Suksesindo (BSI) mewujudkan komitmen melestarikan lingkungan kawasan Gunung Tumpang Pitu. Operasional dan pengelolaan lingkungan perusahaan tersebut dilakukan dengan mengacu kaidah dan ketentuan good mining practice.
Selain itu, pemantauan lingkungan, mulai kualitas air, udara dan kebisingan, flora dan fauna, serta biota air di dalam maupun sekitar lokasi proyek intens dilakukan. Hasilnya, kondisi lingkungan sekitar tambang masih sangat baik meskipun PT BSI telah beroperasi. Bahkan, operasional perusahaan tambang emas tersebut tidak terlalu mengusik satwa liar yang hidup di daerah sekitar lokasi tambang.
Hal itu terungkap pada kegiatan Launching dan Bedah Buku Satwa Liar di Operasi Tujuh Bukit PT BSI, Rabu (23/5/2018). Launching dan bedah buku yang digelar di Hotel Santika itu dihadiri lintas elemen, mulai mahasiswa, penggiat lingkungan, dan lain-lain.
Superintendent Environmental PT BSI Doni Roberto mengatakan, PT BSI sudah memiliki dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang telah disetujui oleh pemerintah. "Dokumen itu menjadi acuan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan tambang PT BSI," ujarnya kepada detikcom, Rabu (23/5/2018).
PT BSI juga melakukan pemantauan lingkungan. Pemantauan lingkungan tersebut meliputi pemantauan kualitas air, baik air permukaan maupun air laut di sekitar lokasi tambang. Pihak BSI juga melakukan pemantauan udara dan kebisingan di dalam lokasi proyek maupun di sekitar permukiman masyarakat.
Sedangkan terkait kondisi flora dan fauna di dalam maupun di sekitar lokasi proyek PT BSI, tidak ada perubahan signifikan antara sebelum dan saat perusahaan tersebut sudah beroperasi.
"Semua hasil pemantauan dan pengelolaan lingkungan yang dilakukan PT BSI dilaporkan secara periodik ke instansi terkait, yakni Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi dan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jatim," cetus Doni.
Sementara itu, launching buku Satwa Liar kali ini merupakan salah satu upaya PT BSI menyampaikan bahwa di lokasi proyek tambang masih ditemukan flora dan fauna liar. "Habitat flora dan fauna liar kami jaga melalui usaha PT BSI meminimalkan pembukaan lahan," tuturnya.
Doni menambahkan, PT BSI memiliki izin usaha pertambangan seluas 4.998 hektare. Sedangkan izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH) yang dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan (Kemenhut) RI pada 2014 seluas 994,7 Ha. "Jadi, selain untuk operasi, kami menyiapkan lahan untuk kawasan penyangga," pungkasnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Banyuwangi, Khusnul Khotimah, menyambut baik terobosan baru yang dilakukan PT BSI. Perusahaan tambang yang dikelola oleh perusahaan dalam negeri ini ternyata melakukan pengembangan program dengan melakukan pengamatan serta perlindungan terhadap satwa.
"Ini menarik. Kami sudah biasa disuguhi paparan tentang sistem penambangan. Dan PT BSI tidak hanya berkutat dengan urusan CSR (Coorporate Social Responshibility). Perusahaan ini ternyata konsen juga dengan urusan lingkungan hidup," pujinya diacara bedah buku.
Khusnul pun mengaku penasaran fauna apa saja yang berhasil terekam mata lensa karyawan PT BSI yang kemudian dibukukan. Dia bahkan berharap agar program ini terus dikembangkan sehingga lebih banyak menemukan flora maupun fauna yang ada di Tumpangpitu.
"Sekarang mungkin baru fauna. Barangkali kedepan bisa dikembangkan ke pengamatan floranya. Kami juga ingin tahu vegetasi tumbuhan yang ada di sana," tukasnya. dtc