Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyatakan negaranya tidak akan mampu menghadapi perang dengan China. Hal ini disampaikan Duterte di tengah seruan untuk memberi respons keras pada China yang dilaporkan telah mendaratkan pesawat pengebom di Laut China Selatan yang menjadi sengketa.
"Saya pada saat ini tidak mampu untuk berperang. Saya tidak bisa terlibat pertempuran yang tidak bisa saya menangkan dan hanya akan berdampak pada kehancuran pasukan bersenjata kita," ucap Duterte seperti dilansir kantor berita Turki, Anadolu Agency, Kamis (24/5/2018).
"Saya sungguh-sungguh ingin melakukan sesuatu untuk bisa menyatakan dengan tegas. Tapi Anda tahu, ketika saya menjabat presiden, sudah ada keributan ini di Laut Filipina Barat," imbuhnya saat berpidato dalam acara perayaan 120 tahun Angkatan Laut Filipina di Manila.
Tahun 2012 lalu, Filipina secara resmi mengubah nama perairan sebelah barat wilayahnya menjadi Laut Filipina Barat. Hal ini menjadi salah satu upaya Filipina untuk menegaskan kedaulatan wilayahnya.
Duterte menekankan keinginannya untuk mempertahankan wilayah Filipina, tapi dia juga menyatakan tidak ingin mengambil langkah apapun yang bisa menghancurkan negaranya.
"Menurut perkiraan saya sendiri, itu (perang) akan memicu kehilangan besar bagi negara ini, dan mungkin kita akan berakhir dengan kalah perang. Semuanya ini ingin saya ungkap kepada Anda. Apakah Anda menerimanya atau tidak, itulah kenyataan di lapangan," ujarnya.
Kendati demikian, Duterte meminta Angkatan Laut Filipina untuk melanjutkan tugas dalam membela kedaulatan negara, khususnya di Laut Filipina Barat. "Oleh karena itu, saya meminta Anda masing-masing untuk menjalankan tugas Anda, agar dalam 120 tahun ke depan, kita bisa membangun kekuatan Angkatan Laut yang akan bertahan seumur hidup dan mungkin kita bisa mulai menginvasi negara lain," cetusnya.
Selain China dan Filipina, perairan Laut China Selatan juga menjadi sengketa beberapa negara lainnya seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Taiwan dan Vietnam. Pemerintah Vietnam telah mengecam keras aksi China yang mendaratkan sejumlah pesawat pengebom di pulau-pulau buatan di Laut China Selatan yang menjadi sengketa.
Namun pemerintah Filipina hanya menyatakan pihaknya memantau situasi secara saksama. Sejumlah anggota parlemen, juga para pengamat dan pengkritik pun menuding pemerintahan Duterte meremehkan pertikaian Filipina dengan China.
Wakil Presiden Filipina Leni Robredo beserta pejabat-pejabat lainnya, telah meminta pemerintahan Duterte untuk melayangkan nota protes diplomatik ke China. Dia menyebut aksi China baru-baru ini di pulau buatan Laut China Selatan merupakan ancaman untuk keamanan dan seluruh wilayah Filipina.
dtc