Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Ramadan di Libanon tahun ini bertepatan dengan akhir musim semi. Waktu puasa menjadi cukup panjang yakni sekitar 16 jam, dengan suhu sekitar 35 derajat Celcius. Namun Hal tersebut tidak menyurutkan semangat warga negara Indonesia (WNI) di sana untuk menjalankan rukun Islam tersebut.
Melanjutkan tradisi di bulan Ramadan, KBRI Beirut menggelar acara berbuka puasa dan tarawih bersama dengan WNI di Libanon. Mereka yang datang, sebagian besar adalah mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Tripoli dan Akkar.
"Di luar hari Ramadan kita makan tiga kali sehari baru merasa kenyang, di bulan Ramadan makan dua kali sehari atau bahkan sekali saja sudah cukup. Itu artinya apa? Jangan-jangan kita memberi makan hawa nafsu kita," jelas Pelaksana Fungsi Politik KBRI Beirut M. Nur Salim, saat mengisi ceramah di acara tersebut.
Kegiatan mingguan ini selain menjadi forum silaturahmi, juga menjadi ajang bagi mahasiswa untuk bisa mempraktekkan ilmunya. Pasalnya, sebagian dari mereka bertugas menjadi imam, penceramah dan bilal pada kegiatan tarawih bersama.
Hal ini merupakan bagian dari program pembinaan masyarakat KBRI Beirut. Tentu, sebagai mahasiswa yang sedang merantau, peserta acara sangat senang dengan acara ini.
Karena, selain menjaga silaturahmi di antara yang sama-sama berada jauh dari keluarga di Indonesia, para mahasiswa ikut menikmati hidangan khas Indonesia yang disajikan tim buka bersama KBRI Beirut.
Dubes RI untuk Libanon, Achmad Chozin Chumaidy selalu mengingatkan, bahwa dengan saling silaturahmi, sesama warga Indonesia bisa saling mengingatkan dalam kebaikan.
"Mahasiswa yang sedang belajar, nanti bisa termotivasi untuk menyelesaikan studinya lebih cepat di kampus," tutupnya. dtc