Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Meskipun kerap menimbulkan kontroversi di dalam platform miliknya, namun Jack Dorsey sang CEO Twitter mengaku tidak akan menghalangi Donald Trump untuk terus eksis di jejaring sosial itu.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump, memang terkenal kerap mengeluarkan komentar yang kontroversial lewat akun Twitter miliknya. Bahkan, pada tahun lalu, pemerintah Korea Utara sempat menyebut salah satu kicauan pria berusia 71 tahun tersebut sebagai deklarasi perang.
Meski tak jarang aktivitas Trump di jagat Twitter dapat memancing konflik, tetapi Dorsey tidak memiliki rencana untuk menjatuhkan hukuman atau bahkan memblokir akun Presiden AS ke-45 tersebut.
Ia menekankan bahwa peran Twitter adalah memberikan masyarakat akses langsung terhadap ucapan para pemimpin mereka, terlepas pesan tersebut disukai oleh mereka atau tidak.
"Yang penting adalah kita bisa mendengar ucapan dari para pemimpin kita secara langsung, sehingga pemikiran mereka tak lagi berada di kegelapan," ujar Dorsey yang merupakan CEO Twitter.
"Mereka mengeluarkan ide mereka secara terbuka sehingga kita bisa mengungkapkan rasa tidak setuju dengan mendebatnya atau kita bisa menyebarkan ungkapannya jika kita setuju dengan mereka, dan kita juga bisa memberikan komentar. Ini adalah keindahan dari percakapan yang terbuka," tuturnya melanjutkan.
Selain itu, Dorsey juga mengatakan bahwa pendekatan Trump lewat akun Twitter miliknya bukan sesuatu yang mengejutkan. Di dalam platform media sosial tersebut, Trump terkenal kerap mencampurkan opininya dengan pengumuman kebijakan, berbeda dengan para pemimpin dunia lain yang fokus pada hal-hal penting mengenai konstitusi
"Kebiasaannya tidak berubah sejak ia pertama kali bergabung dengan layanan ini. Ia masih konsisten, jadi ini bukan sesuatu yang mengejutkan," ucapnya.
Meski begitu, sejumlah pihak beranggapan bahwa keputusan Twitter untuk tidak menjatuhkan hukuman kepada Trump karena sejumlah kicauannya yang kerap menimbulkan kontroversi membuat platform tersebut akan sulit untuk melawan aktivitas provokatif di dalam media sosial berlambang burung itu. Meski begitu, Twitter sudah lama bertahan dengan anggapan bahwa apa yang akan diungkapkan oleh Presiden AS pasti akan didengarkan.
Walau Twitter tidak menjatuhkan hukuman terhadap Trump, hal tersebut tidak mengurungkan niat pengadilan di New York untuk memberikan sanksi kepada Presiden AS tersebut.
Hakim yang bertugas di sana, Naomi Reice Buchwald, memutuskan bahwa Trump tidak boleh memblok orang-orang yang berada di feed Twitter miliknya. Menurutnya, Trump melanggar konstitusi dengan menghalang-halangi sejumlah masyarakat AS untuk melihat kicauannya.
Terkait dengan hal tersebut, Dorsey mengaku tidak yakin jika keputusan itu akan berarti banyak bagi platform pimpinannya secara keseluruhan dalam waktu dekat. Menurutnya, masih terlalu dini untuk menilai hal tersebut. (dtn)