Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Ketua DPP Partai Gerindra Riza Patria menilai beredarnya video porno mirip kader Gerindra Aryo Djojohadikusumo bermotif politik. Riza pun mengatakan video itu fitnah.
"Soal video itu sudah berkali-kali kami sampaikan bahwa itu tidak betul dan itu fitnah. Kami memahami ini tahun politik. Jadi di tahun politik itu semuanya ada saja yang diekspos ke publik dan media," ujar Riza di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/5).
Menjelang tahun politik, menurut Riza wajar apabila ada pihak yang berupaya menjatuhkan partainya. Sebab, Gerindra merupakan partai oposisi.
Dia menyatakan bahwa partainya tak akan ambil pusing soal kasus video porno yang disebut mirip Aryo itu. Namun, langkah hukum akan dilakukan jika diperlukan.
"Kami memahami lah di tahun politik ini banyak isu-isu yang dalam men-downgrade sebagainya. Jadi akan kami sikapi secara bijak. Akan kami dalami sejauh mana akan mengambil langkah-langkah yang kami anggap perlu, termasuk langkah-langkah hukum yang perlu kami ajukan," sebut Riza.
"Yang penting bagi kami terus bekerja baik dengan integritas untuk bekerja terus mementingkan kepentingan bangsa dan negara. Itu jauh lebih penting bagi kami," imbuh dia.
Ketua Bidang advokasi DPP Partai Gerindra Habiburokhman juga menyampaikan hal senada. Habiburokhman menepis bahwa pria dalam video itu adalah Aryo. Menurutnya, video itu sebuah rekayasa.
Kasus serupa juga pernah melibatkan Aryo pada 2017. Saat itu beredar foto syur seorang pria dengan dua wanita tanpa busana. Si pria disebut-sebut mirip Aryo Djojohadikusumo.
Gerindra sudah membantah soal foto tersebut. Saat itu adik Aryo, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, juga menegaskan pria di foto-foto yang beredar bukanlah kakaknya.
"Kasus ini isu daur ulang, sudah pernah diributkan sejak April 2017 lalu. Menurut kami orang dalam video tersebut tidak mirip dengan Pak Aryo, zaman sekarang teknologi maju bisa saja semua itu sengaja direkayasa," kata Habiburokhman dalam keterangannya, hari ini. (dtc)