Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk mengatakan suatu saat harga gas di Medan dan sekitarnya terutama untuk pelanggan industri akan lebih murah dibanding harga yang berlaku saat ini.
Skenarionya adalah jika infrastruktur pipa transmisi gas bumi yang sedang dibangun PGN dari Duri ke Dumai sudah selesai dibangun akhir tahun ini, yang kemudian dilanjutkan dari Dumai ke Medan yang diproyeksikan membutuhkan waktu dua setengah tahun.
Dengan rampungnya pipa gas Dumai ke Medan nantinya, maka jaringan gas di Sumatera dan Pulau Jawa terkoneksi dalam satu pipa transmisi. Hal itu pun nantinya akan mengakibatkan terjadinya agregasi pemakaian gas dari LNG Arun untuk Medan sekitarnya.
Terjadinya agregasi itu adalah karena semakin banyak sumber-sumber gas murah yang nantinya didistribusikan lewat pipa gas itu ke wilayah Medan sekitarnya. Dengan demikian harga gas untuk pelanggan rumah tangga, komersil dan industri bisa lebih murah.
Selain harga yang semakin ekonomis, jumlah pelanggan dengan rampungnya pipa gas Dumai ke Medan itu, juga akan semakin memperbanyak jumlah pelanggan rumah tangga, komersil dan industri di Medan sekitarnya.
"Pembangkit listrik juga akan leluasa dengan sudah tersambungnya pipa ini," kata Direktur Infrastruktur dan Tekonologi PGN Dilo Sebi Widagdo didampingi Sales Head PGN Area Medan Saeful Hadi kepada media usai Safari Ramadhan PGN di Kantor PGN, Glugur Medan, Senin (28/5/2018).
Lebih lanjut Dilo menjelaskan, dengan memakai gas dari LNG Arun, berarti dasar pengenaan harganya tergantung dari Indonesia Cruied Price (ICP). Melalui ICP itu, membuat harga gas di hulu sudah mahal, sehingga harga jual gas di tangan pelanggan (di hilir) juga harus disesuikan dengan faktor harga lainnya seperti ongkos angkut dan lainnya.
Mengapa harga gas di hulu mahal, jelas Dilo, sebab harga ICP sudah US$80, sementara PGN membelinya 11,5% dari ICP. Artinya harganya sudah sekitar US$9,20. Dengan kondisi itu harga gas untuk industri di Medan sudah harus di atas US$10. Namun karena PGN mencampur gas LNG Arun ini dengan gas-gas lapangan dari darat, maka harga jual ditekan hingga US$9,95 per MMBTU sebagaimana yang berlaku saat ini.
"Nah di Medan sebenarnya harga gas untuk industri misalnya sudah harus dua digit, tapi karena kami juga mengambil gas-gas lapangan dari darat, sehingga pada akhirnya bisa seperti harga saat ini, yakni US$9,95 per MMBTU," kata Dilo.