Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Petani padi di Sumatera Utara (Sumut) diminta agar meningkatkan kewaspadaannya terhadap munculnya serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT), terutama serangan hama wereng batang coklat (WBC) dan hama penggerek batang.
"Memang sejauh ini tingkat serangannya masih dibawah ambang kendali, tapi dengan kondisi musim hujan sekarang yang membuat kondisi tanah lembab, ledakan populasi wereng sangat kita khawatirkan," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut M Azhar Harahap kepada wartawan, Rabu (30/5/2018), di Medan.
Karena itu, kata dia, petani dan petugas pengamat hama dan penyakit (PHP) yang ada di lapangan diminta untuk meningkatkan pengamatan terhadap serangan OPT tersebut.
"Laporkan segera jika terjadi serangan terutama serangan WBC," kata Azhar lagi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari UPTD Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, untuk bulan Mei 2018, kewaspadaan terhadap serangan OPT khususnya hama wereng berkisar 150 hektare.
Luasan itu menurut Kepala UPTD PTPH Sumut Marino, berada di Kabupaten Batubara berkisar 25 hektare, Serdang Bedagai 80 hektare dan Kabupaten Asahan 45 hektare.
"Ini bukan luasan tanaman yang terserang melainkan luas kewaspadaan terhadap populasi hama wereng. Dan jumlah atau populasi hama wereng yang menentang masih di bawah ambang kendali atau di bawah 10 ekor per rumpun. Tetapi kalau sudah di atas ambang kendali, populasinya di atas 10 ekor per rumpun. Kalau kondisinya sudah begitu, kita harus lakukan pengendalian," kata Marino.
Memang lanjut Marino, dibanding bulan-bulan sebelumnya tahun 2018, luas kewaspadaan terhadap hama wereng ini lebih tinggi di bulan Mei ini.
Untuk bulan Januari misalnya, kewaspadaan yang dilakukan pada tanaman padi hanya seluas 34,5 hektare. Sementara pada Februari dan Maret tidak ditemukan adanya populasi wereng sedangkan pada April berkisar 44 hektare.
Tetapi untuk serangan tikus dan hama penggerek batang, menurut Marino, serangan yang terjadi lumayan luas. Pada Januari, hama penggerek batang menyerang tanaman padi seluas 232 hektare, dan hama tikus 49,2 hektare.
Februari, luas serangan penggerek batang 156 hektare dan tikus 414 hektare. Kemudian Maret, serangan penggerek batang mencapai 155 hektare dan tikus 329 hektare. Sedangkan untuk April 2018, luas serangan hama penggerek batang mencapai 208 hektare dan tikus 488 hektare.
"Namun sejauh ini, tingkat serangan yang terjadi adalah serangan sedang dan ringan. Tidak ada yang berat atau bahkan menimbulkan puso," kata Marino.
Begitupun, kata dia, pihaknya berharap agar dengan kondisi musim hujan sekarang ini, semua pihak terutama petani dan petugas PHP lebih intens lagi melakukan pengamatan untuk kemudian dilakukan pengendalian jika memang serangan sudah di atas ambang kendali.
"Hama wereng sangat mudah berkembang dalam kondisi lembab sekarang ini," jelasnya.