Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU) yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan No 33, Kota Medan, akan dialihfungsikan. Informasi itu beredar dengan adanya surat yang masuk ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Disbudpar Sumut ini.
Sejumlah seniman yang biasa beraktivitas di TBSU pun resah. Pasalnya beberapa di antaranya ada yang sedang dalam persiapan program. Salah satunya Ojak Manalu.
"Ada 4 agendaku yang akan digelar di sini. Mulai dari Juli-Agustus," katanya kepada medanbisnisdaily.com, Jumat (1/6/2018)
"Bagaimana pula masa transisi buat aktivitas kesenian yang sudah direncanakan oleh komunitas/sanggar. Apakah aktivitas kesenian akan vakum karena proses peralihan," tanya Ojak lagi.
Hal sama juga dikhawatirkan Bono. Menurut seniman film ini, jangan-jangan alih fungsi itu tidak akan berpihak pada penciptaan iklim kesenian di daerah ini. "Siapa bisa memastikan nantinya tetap akan dijadikan tempat kesenian," tanyanya.
Kabar yang beredar, TBSU akan dikelola oleh Pemko Medan dan diubah menjadi semacam pusat kesenian Medan. Namun ketika ditanya, Kepala TBSJ Deny Elpriansyah menolak berkomentar.
Ironisnya, Deny Elpriansyah yang dikonfirmasi medanbisnisdaily.com, terkesan buang badan. "Tanya sama humas saja ya, enggak enak nanti, dia yang berwenang," katanya dengan nada berat.
Menambahkan informasi, kabar alihfungsi TBSU bukan hanya kali ini saja mencuat. Sejak 2013 isu ini sudah menggelinding dan sempat memanas di kalangan publik seni di Kota Medan.
Hal itu sempat ditanggapi mantan Gubernur Gatot Pudjonurgoho dan mantan Wali Kota, Rahudman Harahap dengan menggelar berbagai musyawarah dengan seniman.
Salah satu tuntutan para seniman waktu itu adalah meminta kepastian TBSU tidak dialihfungsikan menjadi pusat bisnis maupun hotel sebagaiman isu yang berkembang waktu itu. Untuk memastikan itu, seniman meminta grand design bangunan yang nantinya menjadi pengganti TBSU dan Perwal terhadap itu.
Sayangnya, komitmen itu tidak juga diperoleh. Keduanya (Gatot dan Rahudman) keburu masuk bui karena kasus korupsi.