Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sejak dulu, warung kopi tidak hanya tempat orang melepas dahaga. Warung kopi juga sebagai ruang publik. Di masa lalu, tujuan utama orang datang ke warung kopi justru untuk bersosialisasi sekaligus mencari tahu informasi yang berkembang di sekitar tempat tinggalnya.
"Di warung kopi-lah, informasi terkumpul. Di sana orang-orang berinteraksi," kata pemilik La Ponta Kongkow yang terletak di Jalan Jati II No 63, Teladan, Kota Medan, Tumbasta Simanjuntak kepada medanbisnisdaily.com, Sabtu (2/6/2108).
"Kalau soal mau minum kopi di rumah bisa saja. Tetapi rasanya beda, karena tujuan mereka untuk berinteraksi. Makanya ada istilah kopi "sarikat" istilahnya kopi persaudaraan," tambah Tumbasta.
Hal yang sama juga disampaikan pengelola Literacy Coffee, Jhon Fawer Siahaan. Menurutnya, warung kopi dewasa ini adalah tempat orang-orang melepas penat dan juga untuk berinteraksi dengan sesama pengunjung. Kumpul-kumpul adalah ciri orang Medan. Karenanya tidak heran, gerai kopi tumbuh sumbur di Medan. Tapi ada juga yang ngopi untuk melepas suntuk mau menyendiri.
"Kalau di sini marketnya mahasiswa, makanya desainnya dipadukan dengan perpustakaan. Jadi mereka yang sedang melakukan penelitian bisa sambil ngopi," katanya
Fenomena gerai kopi khususnya di Medan dalam beberapa tahun terakhir memang cukup pesat. Tak pelak putra Presiden Jokowi dan menantunya, Bobby Nasution juga ikut merintis bisnis ini.
Sabtu pekan lalau, mereka telah merilis gerai kopi bernama Kedai Rakyat di Jalan Iskandar Muda No 47A, Kota Medan. Kedai Rakyat memadukan kopi dengan aneka kuliner.