Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Arab Saudi akan segera menarik kebijakan yang melarang wanita mengendarai mobil. Keputusan itu tentu disambut dengan baik oleh masyarakat Arab, terutama kaum wanita. Tak terkecuali majalah fashion dan gaya hidup ternama Vogue Arabia.
Untuk merayakan diberlakukannya kebijakan yang memperbolehkan wanita menyetir mobil, Vogue Arabia pun menerbitkan majalah edisi khusus. Untuk edisi Juni 2018, Vogue Arabia mengangkat isu tersebut sebagai ulasan utama, dengan menampilkan wanita berkerudung pada sampul majalahnya.
Dalam pemotretan tersebut, tampak seorang wanita berbusana serba putih dan berkerudung, berpose di belakang kemudi mobil berwarna merah. Ia memasang wajah fierce dengan pulasan lipstik merah di bibir.
Sekilas tidak ada yang terlihat salah dari konsep sampul majalah tersebut. Namun netizen mempermasalahkan wanita yang menjadi modelnya.
Vogue Arabia telah memilih Putri Hayfa binti Abdullah Al Saud sebagai model majalah untuk merayakan berakhirnya larangan wanita menyetir di Arab Saudi. Pada cover juga tertulis, "A celebration of a trailblazing women of Saudi Arabia. DRIVING FORCE HRH Princess Hayfa Bint Abdullah Al Saud."
Netizen memprotes pilihan Vogue Arabia yang menjadikannya model, karena Putri Hayfa dinilai tak layak mendapat kehormatan itu. Alasannya, Hayfa adalah anak dari raja Arab sebelumnya, Abdullah bin Abdul Aziz Al Saud.
Pada rezim sang ayah lah larangan wanita untuk menyetir digalakkan. Meskipun Putri Hayfa kini mendukung penuh kebijakan baru di Arab Saudi, netizen tetap memprotes pemilihan dirinya sebagai model di majalah edisi khusus tersebut.
"Di negara kita, ada sejumlah konservatif yang takut akan perubahan. Kebanyakan dari mereka hanya tahu akan hal itu. Aku secara pribadi mendukung perubahan ini dengan antusiasme yang besar," kata Hayfa kepada Vogue.
Netizen mempertanyakan kenapa Vogue Arabia memilih sosok putri Arab, sementara banyak wanita yang dipenjara di negaranya, karena memperjuangkan hak wanita agar boleh mengendarai mobil. Dikatakan bahwa ada sejumlah aktivis wanita ditahan dalam dua minggu terakhir.
Netizen pun mendesak Vogue Arabia agar mengganti model dengan wanita lain, khususnya salah satu dari banyak aktivis terkait isu tersebut.
"A princess on the cover of Vogue Arabia to celebrate lifting the ban while the women driving activists are in jail for treason," tulis seorang netizen di Twitter.
"I'm laughing so hard that my irony glands are about to burst. A Saudi princess is on the cover of @VogueArabia to celebrate women finally being allowed to drive. Yet, her family is currently jailing the pioneering women that actually fought for that right," protes netizen lainnya.
Kritikan lain menyebut kalau para putri Arab belum pernah berbuat banyak untuk memperjuangkan hak wanita, namun kini mereka justru mendapat penghormatan dengan menjadi model sampul salah satu majalah gaya hidup paling berpengaruh.
"These saudi princesses have never done anything for women rights in their country. Now they are cover girls portraing strong women and talking about the right to drive! And real activists are being questioned and jailed. What a fucked up world," tulis netizen.
Sementara itu, Vogue Arabia memberikan tanggapan tertulis lewat editor in chief VManuel Arnaut.
"Setiap bulannya, Vogue Arabia mengangkat dan mendiskusikan isu-isu terkait perempuan di Arab. Fashion mungkin jadi bagian dari bisnis utama kami, tapi menginformasikan dan menginisiasi diskusi tentang topik-topik penting juga jadi prioritas dalam editorial saya. Sejatinya kami tidak bisa mengabaikan persoalan terkini, terutama ketika berhubungan dengan wanita Arab di salah satu target pasar yang memang relevan dengan Vogue Arabia," tulisnya.(dtc)