Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Blitar. Kasus nota pengiriman Elteha Blitar masih dalam penanganan polisi. Sementara tiga orang dari Elteha sebagai terperiksa, sudah beraktifitas seperti biasa di kantornya.
Detikcom menyambangi kantor di Jalan Mastrip 18 Kota Blitar itu. Tampak kesibukan staf Elteha mengepak barang kiriman. Sebuah meja ala kadarnya dipasang di ruang teras rumah, yang sekaligus dipakai tempat tinggal Umariyanto (55).
"Iya ini meja sementara. Soalnya meja, komputer, printer dan semua berkakas kami masih diamankan sebagai barang bukti," kata Umar selaku penanggung jawab PT Elteha Internasional Blitar, Senin (4/6/2018).
Umariyanto mengaku awalnya tidak mengerti kasus yang menimpa usahanya. Minggu (3/6) malam saat polisi mendatangi rumahnya, Umar sempat mengira jasa ekspedisinya terlibat pengiriman narkoba.
"Begitu polisi ke sini, pikiran saya langsung ke narkoba. Saya baru ngerti kasusnya, saat polisi menunjukkan video yang viral itu. Lalu saya telpun Agus Irianto dan Ike pegawai saya," katanya mengawali cerita.
Dari kedua pegawainya itulah, Umar baru mengerti asal muasal masalah terjadi.
"Jadi ceritanya, tanggal 18 Mei itu Agus Irianto download Surat Yasin lalu diprint disini. Dia butuhnya hanya satu lembar buat dihafalin. Tapi yang keluar dua lembar, mungkin mencetnya keliru. Nah yang satu lembar dimasukkan saku karena lebih mudah dihafalkan dan dibawa kemana-mana. Lha yang satu lembar ditaruh diatas kertas-kertas bekas lainnya," papar Umar.
Begitu tiba pengiriman obat ke Toko Izzah di Sumenep, lanjut dia, pegawai yang bernama Ike memakai kertas itu untuk mencetak label alamat. Ike mengaku tidak memperhatikan tulisan di balik kertas bekas yang akan dipakai untuk mencetak label alamat pengiriman.
"Jadi itu label alamat ya. Bukan nota atau resi pengiriman. Kalau nota atau resi Elteha itu ada kop resmi, ada aturan yang berlaku, ada tarif pengiriman dan menggunakan kertas khusus," jelasnya.
Karena ini hanya label alamat, Umar mengaku memang menggunakan kertas bekas yang baliknya masih kosong.
"Toh nanti ditempel pakai lem. Jadi gak kelihatan dalamnya. Tapi yang ini benar-benar kekhilafan saya dan pegawai saya," ujar Umar.
Umar lalu mengucapkan permohonan maaf atas nama pribadi dan perusahaan
"Atas kejadian tersebut, saya atas nama pribadi dan perusahaan. Juga mewakili karyawan saya minta maaf. Kami akan intropeksi diri dan tidak akan mengulangi lagi. Sekali lagi saya minta maaf atas ketidaksengajaan tersebut," ucapnya.Usai bertemu, kebetulan kumandang Adzan Dhuhur bergema dari Masjid Al Idris yang terletak sekitar 50 meter timur kantor Elteha. Umar lalu mengajak ke masjid dan menunjukkan papan nama Daftar Takmir Masjid Al Idris. Di papan itu tertulis namanya sebagai Sie Humas. Sedangkan nama Agus Irianto tertera sebagai Khotib dan Muroqi. (dtc)