Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kalangan akademisi di Sumatera Utara menyesalkan istilah kampus terpapar radikalisme yang disematkan kepada 7 kampus oleh Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) beberapa waktu lalu.
Istilah itu dianggap justru telah mendiskreditkan kampus yang merupakan wadah penyemaian putra-putri calon pemimpin bangsa. Bisa saja istilah itu berdampak kepada kampus-kampus lainnya.
Hal dikatakan Dekan FISIP dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Arifin Saleh Siregar, menjawab medanbisnisdaily.com, Selasa (5/6/2018).
"Saya tak sepakat dengan istilah radikalisme kampus. Jika ada yang aneh, katakanlah terlibat aksi teror, aku pikir itu hanya bias dari sebuah proses panjang. Penyimpangan yang memang sering terjadi dalam setiap aktivitas dan itu tidak bisa digeneralisasikan," katanya.
Dia mengatakan, kampus itu tempat penggodokan agar lahir pemikir-pemikir yang kelak akan jadi leader atau lokomotif setiap bidang di negeri ini.