Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Kuala Lumpur. Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak memberikan pembelaan soal dua proyek pipa gas yang disebut mencurigakan oleh Menteri Keuangan Lim Guan Eng. Seperti apa pembelaan Najib?
Dua proyek mencurigakan itu merupakan proyek Multi-Product Pipeline (MPP) dan Trans-Sabah Gas Pipeline (TSGP) yang total bernilai 9,41 miliar ringgit (Rp 32,7 triliun). Pembayaran sebesar 8,25 miliar ringgit (Rp 28,6 triliun) atau 87,7 persen dari total nilai proyek telah dilakukan terhadap China Petroleum Pipeline Bureau (CPPB) yang mengerjakan proyek itu, padahal pengerjaannya baru mencapai angka 13 persen.
Kedua proyek itu 'disembunyikan' di bawah label 'red files' dari kebanyakan pejabat di Kementerian Keuangan yang dipimpin Najib semasa menjabat PM Malaysia. Tidak hanya itu, Najib dianggap telah mengabaikan peringatan (red-flag) dari kantor Jaksa Agung Malaysia untuk dua proyek itu.
Seperti dilansir media Malaysia, Malay Mail dan The Star, Rabu (6/6), dalam penjelasannya via Facebook, Najib menyatakan dirinya meyakini bahwa seluruh prosedur dan proses hukum telah dipenuhi dalam negosiasi dan pelaksanaan kedua proyek itu.
Disebutkan Najib bahwa dirinya dan Perdana Menteri China Li Keqiang menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kedua proyek itu dalam kunjungan ke Beijing pada 14 Mei 2017. Najib juga menyebut dua proyek itu membawa manfaat ekonomi dan keamanan energi bagi Malaysia.
"Dua proyek pipa gas yang akan membawa banyak manfaat ekonomi dan keamanan energi bagi Malaysia ini, dirundingkan atas dasar pemerintah-ke-pemerintah dengan Republik Rakyat China," sebut Najib via postingan Facebook-nya pada Selasa (5/6) waktu setempat.
Selama penandatanganan MoU, Najib menyebut China juga berkomitmen untuk mengimpor barang-barang dari Malaysia senilai US$ 2 triliun untuk lima tahun ke depan. Menurut Najib, China juga berjanji akan berinvestasi sebesar US$ 150 miliar di Malaysia dan menawarkan 10 ribu tempat pelatihan dan belajar di berbagai institusi di China.
"Tidak melupakan komitmen China dalam membantu pekebun rakyat minyak sawit kita dan berkontribusi pada pendapatan dan kesejahteraan mereka melalui pembelian lebih banyak minyak sawit," imbuhnya.
Lebih lanjut, Najib memperingatkan Lim untuk tidak melontarkan tudingan-tudingan yang bermuatan politik, karena akan berdampak pada perdagangan dan hubungan dengan negara lain.
"Sementara saya menyambut baik penyelidikan secara terbuka dan transparan terhadap dua proyek ini, saya meyakini bahwa pertimbangan besar telah diambil saat melontarkan tudingan publik didasari motif politik serius semacam ini yang melibatkan perusahaan milik negara asing karena ini bisa berdampak negatif pada hubungan luar negeri dan perdagangan internasional," tegas Najib mengingatkan. (dtc)