Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ekonomi Sumatera Utara (Sumut) pada triwulan II 2018 diperkirakan akan lebih baik dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh kegiatan dunia usaha yang semakin meningkat, meningkatnya aktivitas belanja masyarakat pada periode Ramadan hingga Lebaran serta meningkatkan konsumsi pemerintah dan masyarakat pada Pilkada Juni 2018.
Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut, Arief Budi Santoso, mengungkapkan, sejumlah indikator ekonomi memang menunjukkan perbaikan pada triwulan II tahun ini.
"Namun masih terdapat beberapa risiko makroekonomi yang akan dihadapi dalam triwulan II tahun ini," katanya, di Medan, Minggu (10/6/2018).
Adapun risiko makro itu, antara lain sikap wait and see investor di periode Pilkada 2018 berisiko menahan realisasi investasi. Menurut dia, sikap investor ini menyebabkan laju investasi sedikit tertahan pada paruh pertama tahun ini. Hal ini menyebabkan akselerasi ekonomi juga menjadi kurang cepat.
Selain itu, pengetatan kebijakan bea masuk impor CPO dan turunannya oleh India di bulan Maret 2018 diperkirakan akan berpotensi memperlambat kinerja ekspor Sumut. India sendiri merupakan salah satu negara konsumen terbesar bagi produk-produk ekspor Sumut, terutama CPO.
Ketidakstabilan harga komoditas CPO akibat sentimen negatif dan perluasan pangsa pasar komoditas subsitusi CPO ditengarai akan memperlambat ekspor. "Dalam beberapa tahun terakhir, CPO memang selalu menghadapi sentimen negatif, terutama dari Eropa," jelasnya.
Begitupun, tambahnya, BI tetap optimistis, laju pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan II akan tetap kencang. Hanya saja, risiko-risiko tersebut memang harus dipertimbangkan sehingga tak menimbulkan dampak yang lebih dalam terhadap perekonomian.