Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Surabaya - Guna mengawasi ketersediaan fasilitas BPJS menjelang lebaran di RSU Dr Soetomo, BPJS Watch Jatim bersama Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jatim Agatha Retnosari melakukan inspeksi mendadak (sidak). Dalam sidaknya, mereka menemukan tidak tersedianya petugas di loket BPJS IGD RSU dr Soetomo.
"Temuan pertama loket BPJS kosong dengan tulisan istirahat. Ini tidak boleh. Karena BPJS harus memberikan pelayanan 24 jam setiap harinya, terlebih waktu lebaran," ujar Koordinator BPJS Watch Jatim Jamaludin di sela melakukan sidak di IGD RSU Dr Soetomo Surabaya, Senin (11/6/2018).
Sebelumnya, Jamaludin beserta tim telah stand by di lokasi sejak pukul 13.00 WIB, namun loket masih kosong dengan tertera papan tanda bertuliskan istirahat. Baru pukul 14.30 WIB petugas datang dan berdalih usai istirahat salat.
Dalam hal ini, Jamaludin mengatakan jika ini terus menerus terjadi, administrasi pasien akan terhambat. Karena pasien yang tergesa dan tak menemukan petugas untuk registrasi BPJS mau tidak mau akan melalui jalur umum dan membayar.
"Kalau loket kosong, administrasi pasien pasti terhambat. Dan akhirnya karena tergesa-gesa pasien mau tidak mau bayar. Padahal RSUD ini kan rujukan terbesar di Jatim," lanjutnya.
Di kesempatan yang sama, ketika pihak BPJS Jatim dihubungi Jamaludin, justru mengatakan untuk RSU dr Soetomo Surabaya petugas yang disiagakan untuk registrasi hanya satu orang di satu shift yang sampai pukul 15.00 WIB. Padahal, pelayanan ini harusnya seiring dengan pelayanan rumah sakit yang terbuka selama 24 jam.
"Hanya menyediakan satu shift sampai jam 3 sore. Seharusnya BPJS menyiapkan petugas sampai 24 jam. Kami sudah curiga seperti tahun kemarin ada kejadian. Penyelesaian tetap tanggung jawab BPJS, mereka sudah janji jika ada pelayanan 24 jam," tutur Jamaludin.
Tak hanya itu, Jamaludin mengaku kurang setuju dengan kebijakan pihak BPJS yang menyiagakan petugas di terminal dan stasiun. Menurutnya, menyiagakan petugas di rumah sakit lebih penting karena menjadi jujugan utama masyarakat.
"BPJS malah buka di Terminal Bungurasih, di stasiun. Mending di sini juga disiapkan 24 jam. Menurut kami lebih bermanfaat di sini, karena kondisi darurat banyak dirujuk ke rumah sakit," kata Jamaludin.
Di kesempatan yang sama, Anggota Komisi E DPRD Jatim Agatha Retnosari mengatakan pihak BPJS ke depannya harus melakukan terobosan. Misalnya saja dengan menggunakan teknologi seperti aplikasi untuk registrasi. Hal ini guna menyiasati jika petugas yang disediakan tidak tersedia di lokasi.
"Ke depan harus memikirkan terobosan kebijakan baru. Kenapa BPJS yang mempunyai aplikasi tidak bisa membuat teknologi seperti itu juga di tempat registrasi. Harusnya langsung bisa diverifikasi tanpa harus menunggu petugas," kata Agatha.
Dalam sidaknya, Agatha berharap RSU dr Soetomo Surabaya yang merupakan rumah sakit rujukan utama di Jatim ini, pihak BPJS lebih bisa memerhatikan perihal registrasi agar pelayanan bisa maksimal. Dia juga menyayangkan ketiadaan petugas yang bisa siaga selama 24 jam.
"Ketiadaan petugas ini harusnya tidak boleh, masyarakat harus mendapat pelayanan dengan BPJS. Kalau tenaga kerjanya hanya satu shift ini kan tidak akan maksimal," ujarnya. dtc