Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Siti Hediati Harijadi alias Titiek Soeharto memutuskan hengkang dari Partai Golkar. Kepergian Titiek membuat Golkar bersih dari trah Soeharto.
Soeharto merupakan patron Golkar di masa lalu. Sejak didirikan pada 1964, Presiden RI ke-2 itu sudah menjadi pendukung penuh Golkar.
"Memang tidak ada trah Presiden Soeharto saat ini di tubuh Partai Golkar," ujar Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadily dalam perbincangan, Selasa (12/6).
Titiek adalah trah terakhir keluarga Soeharto yang bertahan di Golkar. Kepindahannya dari partai beringin itu menyusul sang adik, Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) yang mendirikan Partai Berkarya.
"Kami tak perlu meratapi kepindahannya. Kami harus sikapi dengan terus konsisten dengan Program konsolidasi partai dan menjaga soliditas. Dengan cara itu kami akan menutupi kekurangan akibat peristiwa keluarnya Ibu Titiek dari Partai Golkar," ujar Ace.
Selain Titiek dan Tommy, anak Soeharto lainnya yang pernah bergabung dengan Golkar adalah sang anak sulung, Siti Hardijanti Rukmana. Namun perempuan yang akrab disapa Tutut Soeharto itu keluar dan mendirikan Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB).
Kepergian trah Soeharto dari Golkar banyak disayangkan para elite partai pohon beringin itu. Namun Ace tetap optimistis mempertahankan elektabilitas dan yakin tetap memiliki pendukung setia.
"Soal apakah akan berpengaruh terhadap elektabilitas Partai Golkar? Kita lihat nanti hasilnya di tahun 2019 nanti. Namun kami yakin bahwa Partai Golkar merupakan Partai terbuka dan mandiri. Tidak tergantung pada seseorang atau keluarga tertentu," sebut Wakil Ketua Komisi VIII DPR itu.
"Kader partai Golkar bisa keluar dan kami akan tetap menumbuhkan kader-kader lain yang siap menggantikan Ibu Titiek," imbuhnya.
Seperti diketahui, Titiek mengumumkan kepindahannya dari Golkar untuk bergabung dengan Berkarya pada Senin (11/6). Alasan mundurnya ia dari Golkar karena merasa kecewa dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sementara Golkar diketahui merupakan pendukung dari Jokowi sehingga membuatnya tak bisa bersuara.
"Saya adalah anak biologis Presiden Soeharto! Saya tidak bisa berdiam diri untuk tidak menyuarakan jeritan rakyat. Oleh karena itu saya memutuskan untuk KELUAR dari Partai Golkar dan memilih untuk memperjuangkan kepentingan rakyat melalui Partai BERKARYA," ujar Titiek lewat pernyataannya kepada wartawan, Senin (11/6).
Titiek juga menyatakan, selama di Golkar dia tak bisa mengkritisi pemerintah karena partai tersebut mendukung pemerintahan Presiden Jokowi. Kritik yang disampaikan Titiek antara lain adalah tentang tenaga kerja, sumber daya alam, hingga narkoba.
"Partai Berkarya harus lulus Parliamentary threshold dalam Pemilu Legislatif tahun depan, agar Partai Berkarya dapat melanjutkan cita-cita Pak Harto untuk mensejahterakan Bangsa ini, mencerdaskan Bangsa ini, menciptakan kehidupan masyarakat yg adil makmur dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan UUD 1945," ujar Titiek.
Pernyataan tersebut secara tegas menyampaikan arah politik Titiek yang ingin membangkitkan gaya kepemimpinan Sang Ayah, Soeharto. Partai Berkarya pun seolah jadi partainya keluarga Pak Harto. Soeharto merupakan pemimpin era Orde Baru di Indonesia. Soeharto memimpin Indonesia selama 32 tahun, namun tumbang pada 1998 karena gejolak reformasi yang digulirkan berbagai elemen masyarakat. (dtc)