Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno menepis tudingan Mohammad Nuruzzaman yang menyebut Gerindra kerap menggunakan isu SARA demi kekuasaan. Sandiaga menekankan Gerindra merupakan partai yang menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika.
"Pak Prabowo itu sangat nasionalis. Pak Prabowo ada adiknya yang Kristen, yang Katolik. Pak Prabowo sangat universal tentang keberagaman dan Bhinneka Tunggal Ika. Pak Prabowo sama sekali tak pernah memberikan arahan ke kami di DKI untuk berkampanye yang menggunakan SARA," kata Sandiaga di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Rabu (13/6/2018).
"Jadi, kalau itu yang dituding, saya ingin diberi kesempatan untuk klarifikasi. Saya sama petinggi Gerindra tidak pernah menggunakan isu SARA," imbuh dia.
Nuruzzaman menuding Gerindra memakai SARA demi memenangi Pilkada DKI 2017. Menanggapi tuduhan itu, Sandiaga menceritakan perjalanan hidupnya.
"Perlu tahu, saya sekolah di SD PSKD, sekolah Kristen Protestan, SMA Katolik. Teman-teman saya banyak sekali dari dunia usaha yang dari etnis Tionghoa. Di Kadin, di dunia usaha, partner-partner saya banyak yang dari etnis Tionghoa. Ini yang ingin saya jelaskan sebetulnya," ujar Sandiaga.
Namun Sandiaga enggan mengomentari perseteruan Nuruzzaman dengan Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon. Dia hanya menyarankan agar urusan pribadi tidak dibenturkan dengan urusan partai.
"Saya sebetulnya nggak terlalu mengerti dan lebih baik saya nggak berkomentar. Karena saya nggak terlibat statement-nya Pak Fadli maupun apa yang dikatakan Pak Fadli saya juga nggak terlalu mafhum," terang Sandiaga.
"Tapi intinya, kalau masalah pribadi dibawa ke ranah nasional begitu, menurut saya kita harus bisa menggunakan kearifan dan kebijaksanaan kita sebagai yang diberikan kesempatan untuk terjun ke politik untuk lebih bijak," saran dia.
Sandiaga sendiri mengaku tidak pernah berinteraksi dengan Nuruzzaman. Wakil Gubernur DKI itu menghargai keputusan Nuruzzaman yang keluar dari Gerindra.
"Saya tentunya menghargai, ini politik, walaupun saya nggak kenal, belum pernah ketemu dan belum pernah berinteraksi sama beliau (Nuruzzaman). Tapi pasti beliau punya alasan tertentu dan, ya, pasti kita hormati," ucap Sandiaga.
Nuruzzaman mengundurkan diri sebagai kader Gerindra karena merasa Waketum Fadli Zon menghina Katib Aam (Sekjen) PBNU Yahya Cholil Staquf. Nuruzzaman mengaku sudah sangat lama ingin keluar dari Gerindra. (dtc)