Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2% dari sebelumnya 1,75%.
Menanggapi kebijakan itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan bahwa Bank Indonesia (BI) yang dipimpin oleh Perry Warjiyo saat ini sudah cukup responsif untuk menghadapi situasi tersebut.
"Kita lihat Gubernur BI kita yang sekarang ini kelihatannya lebih responsif terhadap situasi. Tapi biarkan BI melakukan kalkulasinya, tidak bagus pemerintah ngomentarin BI," kata Darmin saat open house di rumah dinasnya, Jakarta, Sabtu (16/6).
Darmin mengatakan bahwa kondisi sepenuhnya kewenangan dari BI. Pemerintah tidak akan intervensi terhadap kebijakan yang diambil oleh BI, termasuk dalam menaikan suku bunga acuannya.
"Kami (pemerintah) ada komunikasi dan koordinasi bersama dengan BI. Jadi, kebijakan BI itu bukan sesuatu yang dilakukan begitu saja, ada diskusi bersama," kata Darmin.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan bank sentral sudah melakukan langkah pre-emptive, front loading dan head the curve untuk menjaga stabilitas ekonomi.
Perry menyebut BI telah melakukan langkah tersebut dengan menaikkan suku bunga acuan pada Mei lalu sebanyak 50 basis poin menjadi 4,75%.
"Kami tegaskan, Bank Indonesia siap melakukan langkah untuk menjaga stabilitas ekonomi kita, Khususnya stabilitas rupiah," kata Perry usai open house di rumah dinasnya, Jalan Patiunus, Jakarta Selatan, Jumat (15/6/2018).
BI juga memperhatikan kebijakan bank sentral negara lain seperti European Central Bank (ECB) yang menahan bunga acuan hingga tahun depan. Menurut dia ini akan jadi perhatian dan pembahasan BI di rapat dewan gubernur pada 27-28 Juni mendatang.(dtf)