Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Indeks Harga Saham Gabungan (ISHG) pada perdaganan hari ini, Rabu (20/6/2018) dibuka melemah dan ditutup turun sebesar 109 poin atau sebesar 1,82% di level 5.884.
Level tertinggi IHSG berada di level 5.947 dan level terendah berada di level 5.834 transaksi bursa pada perdagangan hari ini tampak ramai dimana tercatat transaksi bursa sebanyak 533.178 kali dengan nilai transaksi sebesar Rp12,78 Triliun.
Analis Lotus Andalan Sekuritas Gunawan Benjamin mengungkapkan, saham sektor perbankan mengalami tekanan yang cukup dalam di perdagangan hari ini, dimana pelemahan saham ini disinyalir oleh kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat yang menekan saham sektor perbankan hingga melemah 3,54%. "Dengan adanya libur panjang pekan ini juga membuat kinerja saham di sektor perbankan belum berjalan optimal," katanya.
Tak hanya sektor perbankan, saham sektor konsumer juga mengalami pelemahan. Namun, peningkatan daya beli pasca meningkatnya konsumsi masyarakat pasca lebaran biasanya akan mampu meningkatkan pendapatan saham-saham sektor konsumsi. Sehingga saham sektor konsumer saat ini masih dapat dilirik.
Menerut dia, pelemahan saham di berbagai sektor dipengaruhi oleh tekanan eksternal yang cukup kuat dimana pasar menilai perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang kembali mencuat sebagai sinyal negatif yang mendorong pelemahan saham baik di bursa Wallstreet maupun IHSG. "Serangan balas-balasan tarif impor antara Amerika Serikat dan China ini mendorong kekhawatiran investor," jelasnya.
Indeks bursa di China pada perdagangan sehari sebelumnya juga terpuruk hingga 5%. Pelemahan indeks bursa di China tersebut juga mendorong pelemahan di sejumlah indeks bursa di Asia. Perang dagang antara AS dan China menutup kabar baik dari pertemuan antara Kim Jong Un dengan Donald Trump yang seyogyanya menjadi sentimen positif di pasar keuangan domestik.
Bursa Wallstreet juga melemah dimana Dow Jones melemah 1,15%, Nasdaq melemah 0,27%, NYSE melemah 0,54% dan S&P 500 melemah 0,4%.
Saat ini, investor asing tampak melakukan aksi jual besar-besaran dimana tercatat foreign sell sebesar Rp8,66 Triliun dengan pernjualan bersih asing sebesar Rp2 Triliun. Investor asing cenderung lebih menyukai investasi yang terbilang aman dan menguntungkan. Saat ini kenaikan suku bunga acuan AS, menjadi daya tarik tersendiri bagi investor asing dalam melakukan pengamanan investasinya ke obligasi Amerika Serikat. "Dengan peningkatan suku bunga acuan The Fed, biasanya permintaan akan dolar AS juga turut meningkatm," pungkasnya.